Santosa Hospital Bandung Central
sebagai rumah sakit dengan unggulan pelayanan jantung dan saraf. Santosa
melakukan berbagai kegiatan yang dapat memberikan informasi dan edukasi terkait
dengan stroke termasuk menggelar seminar dalam rangka peringatan hari stroke
sedunia setiap 29 Oktober.
Penyakit stroke dapat diakibatkan
oleh berbagai macam faktor risiko, di antaranya ada faktor risiko yang tidak
dapat diubah seperti umur, jenis kelamin, ras, faktor keturunan dan kelainan
pembuluh darah bawaan. Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 tahun.
Faktor risiko yang dapat dibuah, seperti : darah tinggi, diabetes, gangguan
jantung, kadar kolesterol yang tinggi, kegemukan, merokok, peminum alkohol,
pola makan yang salah.
Harus diingat 1 dari 6 orang di
dunia akan dapat terjadi stroke dalam perjalanan hidupnya. Setiap 2 detik
terjadi serangan stroke, dan setiap 1 menit, ada 6 orang yang meninggal karena
stroke. Kurun waktu 2010-2015, Kampanye: WSO (World Stroke Organization):
stroke dapat terjadi pada setiap orang dan dapat dicegah.
Tahun 2016 WSO mengubah kampanyenya
menjadi “Stroke is Treatable. Lives Can Improve with Better Awareness, Access, and
Action”. Seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan metode terapi stroke.
Pemberian obat Trombotik (penghancur sumbatan) telah terbukti dapat
meningkatkan peluang perbaikan pada penderita stroke lebih dari 30% dan dengan
tindakan trombektomi mekanik, peluang perbaikan lebih besar lagi, lebih dari
50%.
Santosa Hospital Bandung Central
memiliki berbagai fasilitas dalam mendukung penyembuhan penyakit ini. Bagian yang
terkait salah satunya adalah bagian Neuroscience Centre. Neuroscience Centre
merupakan pelayanan terpadu dari berbagai disiplin ilmu yang mengkhususkan diri
di bidang yang berkaitan dengan penyakit saraf. Di sini tersedia pengobatan dan
diagnostik yang ditangani oleh satu tim untuk beragam penyakit otak, tulang
belakang, saraf pusat/tepi, dan otot baik pada dewasa maupun anak.
Dengan kemajuan teknologi diagnostik
kedokteran saat ini, di Santosa Hospital Bandung Central sudah tersedia alat:
EEG, ENMG, TCD. Dengan alat ini dapat mendiagnosa penyakit epilepsi, gangguan
otot dan saraf tepi, mendeteksi stenosis atau emboli di pembuluh darah otak.
Dengan MRI/MRA, MSCT dapat melihat gambaran stroke atau tumor lebih akurat dan dapat
menentukan lokasi penyumbatan atau kelainan pembuluh darah (AVM, aneurisma) di
otak. Santosa Hospital Bandung Central juga didukung oleh sejumlah dokter kompeten
yang ahli di bidangnya, salah satunya saat ini penanganan pasien-pasien stroke
di Santosa Hospital Bandung Central dilakukan oleh dr. Condrad Pasaribu, Sp. S,
FINS. Beliau melakukan Fellowship Program International Neurology and Stroke
Therapy, Max Super Specialist Hospital, New Delhi, India, pada Desember 2011 –
November 2012. (ANK)