Kehilangan pekerjaan selalu merupakan pengalaman yang cukup
menekan. Namun, bagi yang sudah mendekati
usia pensiun, kehilangan pekerjaan juga buruk bagi kesehatan mereka. Begitu isyarat
yang terbaca dari hasil sebuah penelitian yang dilaporkan dalam American Journal
of Industrial Medicine, Mei 2004.
Dikatakan, orang yang kehilangan pekerjaan pada saat mendekati usia pensiun, berkemungkinan dua kali lebih besar untuk mendapatkan serangan stroke dibanding rekan seusia yang tidak kehilangan pekerjaan. “Pengkajian kami meyakini bahwa kehilangan pekerjaan bagi karyawan yang mendekati usia pensiun merupakan titik penting yang berefek negatif bagi kesehatan, termasuk meningkatnya risiko stroke, ”ungkap Dr. William T. Gallo dari Yale University School of Medicine di New Haven, Connecticut, AS.
Ini bukan hasil pertama Dr. Gallo membeberkan pengaruh buruk
kehilangan pekerjaan bagi kesehatan. Sebelumnya dia pernah melaporkan kaitan
antara kehilangan pekerjaan dengan fungsi-fungsi fisik dan peningkatan simtom depresi. Dia juga
mencatat adanya sejumlah bukti yang memperlihatkan hubungan antara kehilangan
pekerjaan dengan tumbuhnya depresi pada pasangan suami istri.
Pada pengkajiannya yang terakhir Dr. Gallo bersama timnya membandingkan
457 karyawan yang kehilangan pekerjaan dengan 3.763 karyawan yang tetap bekerja.
Rata-rata usia orang yang dicermati itu berusia 55 tahun.
Selama enam tahun pengamatan diperoleh data, kemungkinan
mereka yang kehilangan pekerjaan untuk terkena serangan jantung tidak
meningkat. Meski begitu, kemungkinan mereka terserang stroke adalah dua kali
lipat dibanding yang tidak kehilangan pekerjaan.
Dr. Gallo tidak menjelaskan bagaimana kehilangan pekerjaan bisa
meningkatkan risiko stroke. Ia berspekulasi, kehilangan pekerjaan saat
mendekati usia pensiun menimbulkan stres, kegelisahan, dan simtom-simtom depresi
yang bisa meningkatkan risiko stroke.
@jjw