KlinikStrokeNusantara.com

Stroke Iskemik (Stroke Penyumbatan) - Stroke Hermoragik (Stroke Perdarahan) - Pencegahan Stroke - Mengendalikan Faktor-Faktor Risiko Stroke - Telepon/whatsapp 081932618088

Terima kasih dan Selamat datang di website kami ! Kami hadir khusus untuk menyembuhkan stroke Anda lebih cepat.

Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah di otak (stroke hemoragik), sehingga asupan oksigen pada sebagian atau seluruh otak tidak terpenuhi. Hal ini bisa menyebabkan kelumpuhan pada sebagian anggota tubuh.

Serangan Stroke bisa terjadi kapan saja. Baik saat si penderita tidur, bekerja, berolahraga, mengendarai mobil, duduk santai menonton televisi, dan sebagainya. Perlu diwaspadai, bahwa terjadinya stroke sering kali tanpa ada peringatan terlebih dahulu. Bahkan, ketika orang merasa sehat-sehat saja.

Bilamana orang yang Anda cintai terserang stroke, bawalah ke rumah sakit dan minta paksa dirawat di ruang gawat darurat (UGD) atau Intensive Care Unit (ICU). Walaupun, pihak rumah sakit mengatakan cukup dirawat di ruang biasa. Paksa, tetap minta di ruang gawat darurat, agar segera ditangani secara intensif, sehingga kerusakan atau kelumpuhan yang terjadi bisa benar-benar minimal. (Karena banyak rumah sakit tidak tahu harus berbuat apa menghadapi pasien yang terkena stroke, jangan heran, kalau pasien hanya dibiarkan saja).

Setelah dirawat di UGD dan kondisinya stabil, segera hubungi Sinshe Hans di handphone / whatsapp (WA) 0819 3261 8088. Karena banyak pasien stroke bisa pulih lebih cepat setelah diterapi kami, dibandingkan dengan terus dirawat di rumah sakit.

Metode yang dipergunakan oleh Klinik Stroke Nusantara adalah komplementer dan alternatif (tanpa obat). Artinya, apa yang sudah dilakukan medis, dievaluasi. Bilamana efektif, maka diteruskan. Jika tidak, sebaiknya dihentikan atau diganti. Kenapa belum sembuh, karena medis mengobati hanya tubuh (akibatnya). Padahal, manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Di Klinik kami, mengobati pasien harus menyertakan keutuhan manusia, yaitu tubuh, jiwa dan roh (penyebabnya). Karena orang sakit 90 persen disebabkan pikirannya yang negatif.

Pasien-pasien stroke yang dirawat di Klinik Stroke Nusantara, merasakan banyak kemajuan setiap selesai sekali diterapi. Diperlukan 3 sampai 8 kali terapi. Selama ini, hanya 1 (satu) pasien Stroke, seorang pendeta yang lumpuh total (2 kaki dan dua tangan nggak bisa digerakkan setelah operasi) diterapi sampai 9 kali.

Selain Klinik Stroke Nusantara, kami juga menjual dan menyewakan ranjang rumah sakit: ranjangrumahsakit.co.id; kursi roda: kursi-roda.com, sewakursiroda.com, kursirodabekas.com; tabung oksigen: tabungoksigen.net, sewatabungoksigen.com, tabungoksigenbekas.com; regulator oksigen: regulatoroksigen.com; selang oksigen: selang-oksigen.com; sarung tangan karet: sarungtangankaret.com; alat bantu jalan: alatbantujalan.com; perawat orang sakit: yayasanperawatindonesia.com; kasur decubitus: kasurdecubitus.net; suction pump:suctionpump.net; selang NGT: selangNGT.com; urine bag: urine-bag.com dan alat kesehatan lainnya.

Untuk pelayanan bisa diberikan dalam bentuk konsultasi via telepon jika ada pasien yang sibuk, atau tak punya waktu datang ke klinik. Silakan hubungi
Sinshe Hans
di telepon (021) 5637475, 5637476 handphone/whatsapp 0819 3261 8088, 0822 5858 8909. (... Tarif jasa per sekali datang terapi ke rumah atau rumah sakit Rp. 400.000,- untuk wilayah Jakarta dan
Rp 450.000 untuk Tangerang, Depok, dan Bekasi)

Wednesday, December 20, 2017

Langkah-langkah Mengurangi Risiko Fibrilasi Atrium

Mengonsumsi makanan yang sehat
Memilih makanan yang rendah lemak jenuh, lemak trans, dan garam. Selain itu, mengonsumsi asupan seperti buah-buahan atau sayuran, biji-bijian kaya serat, ikan dan kacang-kacangan. Batasi minuman manis dan daging merah, ya!

Olahraga teratur
Melakukan aktivitas olahraga seperti aerobik (yang tidak terlalu berat) selama 2,5 jam, atau aktivitas seperti jogging dan berenang selama 1,5 jam setiap minggu.

Hindari merokok
Jika Anda merokok saat remaja, ini adalah saatnya untuk berhenti. Bahkan hindari juga paparan asap rokok yang bisa menimbulkan bahaya kesehatan yang serius. Pada perokok pasif memiliki 30% risiko terkena penyakit kardiovaskular seperti FA.

Kurangi Stres
Mengurangi tingkat stres adalah sangat penting, karena stres jangka panjang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah yang bisa merusak dinding arteri. Cobalah untuk belajar memanajemeni stres, yang memiliki manfaat bagi tubuh dan juga kualitas hidup.

Pemasangan payung
Stroke terjadi karena timbulnya gumpalan darah di kuping jantung yang lepas dan membuat sumbatan, untuk itu pemasangan payung pada kuping serambi kiri  jantung dapat dilakukan untuk mengurangi risiko stroke.

Dilansir dari American Heart Association

Fibrilasi Atrium: Kencangnya Degup si Jantung

Jangan anggap remeh degupan jantung Anda. Irama yang cepat bisa bikin fatal.

Biasanya jantung yang berdegup kencang terjadi karena berolahraga, terkejut atau bertemu dengan orang yang disayangi. Akan tetapi jika jantung berdegup kencang tanpa sebab, wah, Anda musti waspada, nih! Bisa jadi Anda sedang mengalami kelainan irama jantung atau biasa disebut dengan Fibrilasi Atrium (FA). Kelainan ini disebabkan dari gangguan sinyal listrik pada serambi jantung sehingga membuatnya tidak berfungsi dengan baik. Apa akibatnya? Stroke!

Walaupun penyebab stroke cukup banyak, namun gejala pertama seseorang yang terkena FA itu adalah stroke.

“Penyebab stroke itu banyak, faktor lainnya juga termasuk hipertensi. Yang perlu dicatat adalah jika seseorang hipertensi untuk menjadi stroke itu membutuhkan waktu yang lama, bertahun-tahun sampai pembuluh darahnya rusak, gampang pecah atau alirannya terhambat. Tapi kalau orang yang menderita FA cukup 48 jam dia bisa terkena stroke, jadi sangat serius. Makanya 40% penderita FA memiliki gejala pertama itu stroke. Dia tidak menyadari, tahu-tahu sudah stroke dan ternyata FA,” jelas Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K), Guru Besar Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI.

Lalu, penanganan seperti apa yang harus dilakukan pada penderita FA?
Pengobatan pertama untuk penderita FA adalah mengonsumsi obat. “Mengonsumsi obat terdiri dari tiga pendekatan. Satu, obat pengencer darah untuk mencegah stroke. Kedua, obat untuk mengendalikan laju supaya tidak cepat. Ketiga, obat untuk mengembalikan irama FA ke irama normal lagi, jelas Yoga.

Nah, andai pendekatan dengan obat ini tidak berhasil maka bisa dengan cara nonfarmakologi (non-obat). Cara kedua ini adalah tindakan ablasi, tindakan untuk mematikan sumber-sumber listrik yang menyebabkan FA sehingga irama jantung akan kembali normal. Namun, Yoga menambahkan, ada beberapa pasien dan kelompok pasien yang bisa langsung dilakukan terapi non-farmakologi  karena dianggap lebih efektif dan lebih bagus untuk jangka panjang. Misalnya pasien FA yang berusia muda di bawah 60 tahun, jika jenis FA-nya simptomatis dan gejalanya mengganggu, ablasi bisa menjadi pilihan pertama.

Faktor Keturunan dan Pola Hidup
Salah satu penyebab seseorang menderita FA adalah faktor keturunan. Menurut Yoga, sekitar 20% pasien FA mendapatkan gen yang berhubungan dengan keturunan. Selain itu, pola hidup  yang tidak sehat juga memiliki dampak yang besar. Oleh karena itu, bagi penderita FA sebaiknya menjaga pola hidup yang sehat, menghindari fastfood, dan mengurangi kadar garam yang tinggi.

“Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI ini memiliki Desa Research di Pamijahan, Bogor, yang ternyata 80% menderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Padahal tempat tinggal mereka di gunung, di kaki Gunung Salak. Kebanyakan dari mereka sebetulnya banyak olahraga, jalan-jalan di gunung, tidak banyak makan kolesterol, tapi pada kenyataannya banyak makan ikan asin.” Jelas Yoga.

Tetap Bisa Olahraga
Aktivitas fisik seperti olahraga memiliki efek yang baik bagi kesehatan tubuh. Namun, bagi penderita FA, olahraga dan aktivitas sehari-hari memiliki kesulitan tersendiri karena terjadinya peningkatan laju jantung yang lebih tinggi.

“Harusnya terjadi peningkatannya sedikit, tapi bagi penderita FA peningkatannya banyak. Akan tetapi olahraga tetap bisa dilakukan tapi tidak ada pembatasan khusus olahraga yang dilakukan  dan olahraga apa pun boleh, yang penting tidak berlebihan,” tukas Yoga.

Tuesday, December 19, 2017

Kenali Fibrilasi Atrium (FA) dengan Menari

Kampanye Fibrilasi Atrium (FA) 2017 di Indonesia dimulai serentak tanggal 11 Oktober 2017, sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam mendeteksi sendiri penyakit ini. Meraba Nadi Sendiri (Menari) adalah cara mudah mengenali FA, sehingga bisa mencegah kelumpuhan yang disebabkan oleh FA. Upaya pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya edukasi melalui media massa.

“FA merupakan kelainan irama jantung berupa detak jantung yang tidak reguler. Ini sering dijumpai pada populasi dunia. Namun sangat disayangkan, pengetahuan dan kepedulian tentang FA sampai saat ini masih rendah. Padahal FA dapat menyebabkan bekuan darah di jantung yang bila lepas ke sirkulasi sistemik dapat menyebabkan stroke,” ujar Prof. Dr. dr. Yoga Yunadi, Sp.JP(K), Guru Besar Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI.

Kampanye Mendeteksi Nadi Sendiri (Menari) ini perlu diketahui masyarakat luas karena memiliki risiko yang tinggi. Penderita FA memiliki risiko lima kali lebih tinggi untuk mengalami stroke, dibandingkan orang yang tidak terkena FA. Setidaknya menari ini dilakukan pada pagi hari, khususnya ditekankan pada mereka yang usianya 60-65 tahun. @PINGKI ALIA WAHYUDIN

Tuesday, November 28, 2017

Wartawan Senior Lumpuh Sebelah Badan

Selama setahun belakangan, SK Martha hanya bisa berbaring di tempat tidur. Wartawan senior ini menderita kelumpuhan sebelah badan akibat terserang stroke.

Kondisi SK Martha memang memprihatinkan. Pria kelahiran Lawang, Malang, Jawa Timur, 15 Januari 1941 ini, hanya bisa terbaring di tempat tidur di kediamannya , Jalan Jagakarsa I RT 02 RW 07 Nomor 8, Jakarta Selatan.

SK Martha, sudah tak dapat menggerakkan lengan dan kaki kirinya. Sepasang kakinya tampak kurus dengan kulit keriput sehingga tulang-tulang menonjol. Pada bagian bawah tubuhnya terpasang selang kateter yang tersambung ke dalam kandung  kemihnya melalui uretha.

Ayah dua anak dan kakek dari enam cucu ini sulit untuk berbicara. Pendengaran telinga kirinya yang sejak lama menjadi modal dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya sudah berkurang fungsi. Setiap ingin berkomunikasi, SK Martha meminta lawan bicaranya untuk berbicara di dekat daun teling kirinya.

Kemudian agar bisa duduk atau berpindah ke kursi roda, SK Martha harus dibantu oleh orang lain. Kalaupun bisa duduk di tempat tidur, di bagian belakng pinggulnya harus diganjal banyak bantal.

Beruntung SK Martha memiliki istri sebaik Sukaesih (70). Dengan penuh kesabaran, cinta, dan kasih sayang, mantan guru sekolah Taman Kanak-Kanak ini mengurus suaminya itu. Tanpa mengenal lelah, siang dan malam Sukaesih mengganti pampers, dan membantu suaminya berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

“Meski kondisi fisik suami saya melemah, namun keinginannya untuk sembuh begitu kuat,” ujar perempuan yang dinikahi SK Martha tahun 1965 ini.

Lupa makan
Derita SK Martha itu berawal dari stroke ringan yang menyerangnya sekitar Maret 2012. Di hari itu, sejak pagi hingga sore hari, SK Martha sibuk mengurus tanaman di perkarangan rumahnya. Rupanya SK Martha keasyikan memangkas daun-daun kering, memberi pupuk, dan memindahkan tanaman dari  satu pot ke pot lainnya di hari itu.  Ia pun lupa makan.

SK Martha baru makan pada malam harinya. Ia menyantap sepiring nasi, sayuran dan ikan kesukaannya dengan lahap. Usai makan mendadak tubuhnya terasa lemas. Di malam naas itu, ia tidak bisa menggerakan tangan kirinya. Ia juga sulit untuk mengangkat kaki kirinya.

“Malam itu saya terserang stroke ringan. Lalu, saya panggil istri dan menceritakan kondisi tubuh saya,” kenang SK Martha dengan susah payah menceritakan awal penderitaannya.

Malam itu juga SK Martha yang sudah tak berdaya segera dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya. Namun, tidak mudah untuk mendapatkan ruang perawatan di rumah sakit. Beberapa rumah sakit menolak dengan alasan ruang perawatan penuh.

Sang istri, Sukaesih, yang mencemaskan nasib suaminya tak mau menyerah begitu saja. Bermodalkan kartu Askes, Sukaesih berjibaku membelah kemacetan Jakarta. Mendatangi satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya. Perjuangan Sukaesih dalam menyelamatkan suaminya membuahkan hasil setibanya di Rumah Sakit UKI, Cawang, Jakarta Timur.

“Suami saya dirawat selama satu bulan di rumah sakit itu,” ungkap Sukaesih. “Setelah menjalani perawatan berangsur-angsur kondisi suami saya membaik hingga diperbolehkan pulang ke rumah,” lanjut Sukaesih.

Menjalani terapi
Pasca dirawat di rumah sakit, wartawan senior dengan spesialisasi di bidang film, musik, hiburan dan budaya ini, lebih banyak menghabiskan hari-harinya di rumah. SK Martha tak bisa lari pagi lagi bersama sang istri di Ragunan. Hingga di penghujung tahun 2012, SK Martha kembali terserang stroke.

Serangan stroke kali kedua ini lebih buruk dibandingkan stroke pertama. Akibatnya, SK Martha mengalami kelumpuhan sebelah badan, penurunan kemampuan berkomunikasi, dan perubahan mental.

Namun, SK Martha enggan dirawat di rumah sakit. Ia lebih memilih menjalani proses rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tubuhnya. Sekali dalam seminggu, SK Martha harus menjalani terapi di kawasan Depok, Jawa Barat. Sekali terapi ia harus mengeluarkan uang Rp 250 ribu.

SK Martha juga harus mengonsumsi susu Milelia dan herbal organik. Harga satu kemasan susu itu Rp 55 ribu. Dalam sebulan ia menghabiskan sedikitnya empat kemasan susu. Adapun harga herbal organik untuk dikonsumsi selama satu bulan mencapai Rp 550 ribu. Itu belum termasuk obat-obatan.

“Untuk keperluan terapi, membeli obat, hingga membeli susu, saya mengandalkan uang pensiun saya dan pemberian dari anak-anak. Tapi terkadang tidak mencukupi,” tutur Sukaesih.

Perjalanan karier SK Martha sebagai wartawan dimulai sejak tahun 1960-an. Saat melangsungkan pernikahan dengan Sukaesih tahun 1965, ia sudah bekerja di Radio Angkatan Udara. Kemudian ia bergabung di majalah Tjaraka, majalah Vista, majalah Jakarta-Jakarta, majalah Dialog, harian Berita Buana dan majalah Reaksi.

Tahun 1999, SK Martha bersama pengamat musik Bens Leo membidani kelahiran majalah New Music. Pada 2012, ia merilis sebuah buku puisi berjudul Lawang Getar Rindu.

Nama SK Marta sempat menghias berita headline sejumlah media cetak hiburan di tahun 1985. Ia menjadi  korban pemukulan oleh suami artis Jenny Rachman saat itu, Budi Prakoso, karena dituduh menulis berita yang dianggap merugikan dan mencemarkan nama baik Jenny.

Di hari peristiwa terjadi, SK Martha sudah membuat janji dengan sang istri di Rawajati, Jakarta Selatan. "Tapi pada jam yang sudah disepakati, suami saya tidak muncul muncul. Begitu muncul wajahnya sudah lebam,” kenang Sukaesih. @Budi Kusnendar

Waspadai Stroke

Bersandar dari data tahun 1991 hingga tahun 2007 (hasil Riset Kesehatan tahun 2007), stroke merupakan penyebab kecacatan utama dan kematian di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia.

Sementara data Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) tahun 2009 menunjukkan, penyebab kematian utama di rumah sakit akibat stroke mencapai 15 persen. Dengan kata lain, 1 dari 7 kematian disebabkan oleh stroke dengan tingkat kecacatan mencapai 65 persen.

Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali. Adapun sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang. Sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di tempat tidur.

Peningkatan prevalensi kasus stroke ini menunjukkan adanya ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Karena selain mengakibatkan menurunnya kualitas hidup penderitanya, stroke juga mengakibatkan beban sosial dan ekonomi bagi penderita dan keluarganya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan wabah kegemukan. Akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol di kalangan masyarakat Indonesia.

Stroke sendiri termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral). Penyebabnya, karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak. @Budi K.

Friday, November 17, 2017

Polusi dan Umur

POLUSI udara dari beragam sumber  seperti asap memasak di India, asap kendaraan di AS, dan penggunaan pestisida di Rusia diklaim telah menewaskan 3,3 juta jiwa di seluruh dunia dalam setiap tahunnya.

Menurut peneliti dari Institut Max Plack untuk kimia di Jerman, sebagian besar korban, hampir 75%, meninggal dunia karena stroke dan serangan jantung yang dipicu akibat menghirup udara kotor dalam waktu cukup lama. Sisannya meninggal karena sakit pernapasan dan kanker paru-paru.

Peneliti menggunakan model yang mampu menggabungkan pengukuran kualitas udara, populasi, statistik kesehatan, dan risiko polusi terhadap kesehatan.

Di Rusia dan AS, pertanian menyumbang sebagian besar polusi dengan partikel di bawah 2,5 mikron sehingga mudah menembus paru-paru. Penelitian yang dipublikasikan Journal of Nature itu memprediksi jumlah kematian akibat polusi udara di luar ruangan akan berlipat ganda menjadi 6,6 juta jiwa setiap tahunnya pada 2050. (AFP/Fox/X-5)

Tuesday, August 29, 2017

Stroke Usia Muda

Pertanyaan Tika di Jakarta

Assalamualaikum wr wb.
Kakak saya, 42 tahun, seminggu yang lalu tiba-tiba merasa pusing, lalu muntah, dan kakinya lemas. Kami kemudian membawanya ke rumah sakit.  Ternyata tensinya sangat tinggi 190 per 120 sehingga ia dianjurkan untuk dirawat. Awalnya dokter mengatakan bahwa kakak saya tidak mengalami stroke karena tidak ada kelumpuhan ataupun kelemahan, tindakan yang perlu segera dilakukan adalah menurunkan tensinya dengan pemberian obat.

Beberapa jam kemudian, kakak saya mengeluh kesemutan di tangan kiri. Dokter lalu menganjurkan CT Scan yang ternyata hasilnya ditemukan perdarahan di otak. Dokter menyatakan ada stroke, jenis stroke perdarahan. Akhirnya diputuskan untuk dilakukan operasi segera. Saat akan dioperasi, ia masih sadar, dokter mengatakan, kaki dan  tangan kirinya sudah  mengalami kelemahan  yang derajatnya ringan.

Pertanyaan saya, mengapa keadaan kakak saya  bisa berkembang menjadi stroke? Apakah tidak bisa diketahui lebih cepat sebelum perdarahan menjadi banyak? Kakak saya sebelumnya tidak pernah diketahui menderita tekanan darah tinggi, hanya memang dia gemuk. Setelah di rumah sakit, baru diketahui kolesterolnya juga tinggi, gula darah normal. Dokter, sejak usia berapa kita harus mulai rutin memeriksa tekanan darah? Sekarang alhamdulillah tekanan  darah masih normal. Terus terang, saya dan saudara-saudara saya yang lain menjadi khawatir karena takut bisa  mengalami sakit yang mendadak seperti yang kakak saya alami. Apalagi, ayah saya juga beberapa tahun yang lalu juga mengalami stroke perdarahan di otak, beliau sakit darah tinggi sejak usia muda dan di usia tuanya mulai timbul kencing manis.

Jawaban Prof dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM

Mbak Tika yang baik,
Waalaikumsalam wr wb.
Stroke adalah penyakit yang disebabkan pecahnya pembuluh darah atau tersumbanya pembuluh darah yang ada di otak sehingga jaringan otak kekurangan oksigen. Data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan di Indonesia. Jumlahnya mencapai 15,9 persen dari proporsi penyebab kematian di Indonesia. Di pedesaan sedikit berbeda, tuberkulosis menjadi penyebab kematian tertinggi dengan proporsi 12,3 persen, disusul stroke di peringkat dua dengan proporsi 11,5 persen. Di negara lain, Amerika, misalnya setiap tahun tercatat sekitar 600 ribu orang mengalami stroke, dengan angka kematian sebesar 158 ribu orang.

Walaupun frekuensinya lebih jarang, stroke memang dapat  dialami orang-orang yang belum berumur lanjut. Stroke bahkan bisa terjadi pada usia belasan tahun, biasanya disebabkan adanya penyakit bawaan yang meningkatkan risiko terjadinya perdarahan atau sumbatan pembuluh darah di otak.

Setiap orang dapat terkena stroke, tetapi risikonya akan lebih tinggi bila memiliki satu atau lebih faktor risiko. Faktor risiko yang dapat dikontrol adalah hipertensi atau darah tinggi, kencing manis, fibrilasi atrial (salah satu bentuk kelainan irama denyut jantung), kegemukan, merokok, kolesterol tinggi, minum alkohol berlebihan, dan jarang berolahraga. Sedangkan faktor yang tidak dapat dikontrol dan tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga, dan kelainan bawaan. Dari surat Anda terlihat bahwa kakak memiliki beberapa faktor risiko, yaitu darah tinggi, gemuk, kolesterol tinggi, dan adanya riwayat keluarga.

Gejala dan tanda penyakit  stroke tidak berbeda antara usia tua dan usia muda. Gejalanya sangat tergantung dari area otak mana yang mengalami perdarahan atau sumbatan pembuluh darah. Gejala stroke yang dapat dikenali dan harus segera dibawa ke rumah sakit adalah: (a) Tiba-tiba merasa baal/kelemahan/lumpuh di wajah, lengan, atau tungkai, terutama jika terjadi di satu sisi tubuh, (b) Mendadak kesulitan berbicara, sukar memahami pembicaraan orang, atau seperti kebingungan, (c) Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata yang muncul mendadak, (d) Tiba-tiba sukar berjalan, linglung, atau kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh gerakan tubuh, (e) Mendadak sakit kepala hebat, tanpa penyebab yang jelas.

Bisa jadi tidak semua tanda tersebut muncul, tergantung dari daerah otak mana yang terkena dan seberapa luas kerusakannya. Untuk diketahui bahwa otak memiliki area-area yang masing-masing memiliki fungsi khusus.

Stroke di usia kurang dari 45 tahun, seringkali tidak menjadi penyakit yang pertama kali dipikirkan dokter di ruang gawat darurat, hal ini karena frekuensinya yang jarang. Pada kasus kakak Anda, gejala awalnya memang masih dapat disebabkan oleh penyakit selain stroke. Untuk itu, mengenali tanda-tanda awal penyakit stroke  memang sangat penting. CT Scan yang dilakukan segera setelah kakak Anda mengeluh kesemutan sangatlah baik, untuk segera mendeteksi adanya perdarahan atau sumbatan pembuluh darah di otak. Penanganan stroke memang harus berpacu dengan waktu karena semakin lama, area yang terkena akan makin luas sehingga akibatnya bisa mengancam nyawa atau mengalami gejala sisa yang berat (kelumpuhan, sulit berbicara, dan lain-lain).

Darah tinggi adalah penyebab utama stroke. Misalnya, banyak orang yang mempunyai tekanan darah tinggi tidak menyadarinya, baik  di Indonesia, maupun banyak negara maju. Pengecekan tekanan darah harus dilakukan minimal sekali setahun. Karena Mbak Tika mempunyai  kakak yang stroke usia muda, sebaiknya periksa tekanan darah lebih sering dan mulailah dari sekarang.

Jika ditemukan darah tinggi, ubahlah diet Anda menjadi rendah garam dan lemak. Jika perlu minum obat, minumlah secara teratur, jangan malas minum obat karena merasa bosan. Selain itu, waspadalah dengan faktor-faktor risiko yang lain. Untuk faktor risiko yang dapat dikontrol, Anda harus melakukan perubahan pola hidup. Untuk Anda atau saudara kandung yang lain, walaupun mungkin masih berusia 20-an atau 30-an tahun,  perlu periksa laboratorium secara berkala, sekali setahun kadar gula darah dan lemak (kolesterol, trigliserida) Jangan minum alkohol, hindari mengonsumsi makanan yang banyak  mengandung lemak. Kita perlu makan buah dan sayur masing-masing tiga kali sehari, rutin berolahraga sehari setengah jam atau berjalan cepat, dan jaga berat badan agar tak berlebihan.

Adapun faktor risiko yang tidak dapat dikontrol, seperti usia yang terus meningkat dan riwayat keluarga, memang tidak dapat Anda ubah. Namun, dengan mengontrol faktor-faktor risiko lain, kemungkinan Mbak Tika mengalami stroke akan menurun.   

Sunday, August 13, 2017

Obat Berbentuk Musik

Musik bukan hanya nikmat didengarkan, melainkan juga berpengaruh pada kesehatan dan proses penyembuhan.

Di satu sudut sebuah ruang klinik, berjejer dua kulintang dan sederet angklung. Di seberangnya terdapat sebuah organ dan satu set angklung lainnya. Di tengah muka ruangan, di depan kursi-kursi, terdapat papan tulis berisi deretan not angka dan teks, dengan judul Bengawan Solo.

Ruangan di sudut kanan klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi Karmel, Apotek Trio Sada, kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, ini digunakan ruangan terapi dengan musik angklung. Pesertanya penderita stroke. Terlihat mengisi deretan kursi, Rabu (4/11) pagi adalah orang-orang dengan gerak tubuh dan bicara tidak lancar.

Setiap peserta menerima satu angklung. Tiap angklung memiliki angka yang sesuai dengan angka not yang ada di papan tulis. Dengan sungguh-sungguh pria dan wanita yang kebanyakan sudah baya memainkan angklung  bergiliran. Mereka juga tampak menikmatinya dengan menggoyangkan badan sambil bermain.

“Saya mulai ikut sejak 2003, yang paling terasa ya hati jadi tenteram, ndak marah-marah. Orang stroke tidak boleh marah, karena bisa kena lagi nanti,” kata Winarto, 66, salah satu peserta. Pria dengan langkah agak kaku ini sekaligus Ketua Klub Stroke Karmel, perkumpulan penderita stroke yang mengikuti terapi di Karmel Stroke & Revitalization Center yang ada di klinik tersebut. Selain merasa lebih senang, Winarto mengatakan bermain angklung memperbaiki koordinasi gerak dan bicaranya.

Drum untuk autisme
Jika di klinik itu para penderita stroke bermain angklung, di Gilang Ramadhan Studio Drummer (GRSD) anak-anak hiperaktif dan penderita autisme bermain drum. “Orang tua sendiri yang datang  ke sini atas saran dokter, mereka bilang main musik bagus untuk anak pengidap autisme. Dan saya sendiri melihat, memang setelah main drum komunikasi dan gerak mereka lebih bagus,” kata Gilang yang ditemui di studionya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (3/11).

Di GRSD, anak-anak dengan kondisi khusus itu masuk kelas paling awal, yakni pembentukan feel bermain drum. Di sini anak-anak bermain dengan drum yang terbuat  dari bantalan-bantalan busa sehingga tidak mengeluarkan suara. Musik drumnya berupa musik instruksi yang muncul pada televisi di depan kelas. Anak-anak mengikuti instruksi itu.

“Saya melihat latihan drum melatih konsentrasi mereka. Istilahnya mereka diterapi tapi dalam suasana santai sambil mengikuti musik,” kata Gilang.

Tidak seperti anak-anak yang melanjutkan ke level lebih tinggi setelah tiga bulan, anak dengan kondisi hiperaktif dan penderita autisme terus berada pada level awal ini. “Di level selanjutnya sudah ada pelajaran baca not. Sedangkan untuk anak-anak ini  kan tujuannya melatih gerak dan koordinasi saja, jadi kalau naik level nanti stres,” tambah Gilang.

Pendamping obat
Dokter spesialis saraf dr Hermawan Suryadi  SpS mengatakan  terapi musik untuk  penyakit stroke, seperti hiburan karaoke yang dimulai di Jepang pada awalnya merupakan terapi yang diciptakan seorang dokter untuk penderita stroke.

“Di Eropa sudah ada standarnya sendiri dan di Australia ada lembaga yang khusus mengembangkannya, karena sudah terbukti terapi musik bisa membantu penyembuhan penyakit saraf, stroke, demensia, autisme, dan hiperaktif,” kata dokter yang memimpin Sekolah Stroke dan Klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi Karmel ini.

Hermawan menjelaskan peran terapi musik ini adalah sebagai pendamping terapi obat. Jadi obat tetap jalan dan terapi musik ini sebagai pendampingnya ,” kata dia.

Masih menurutnya, terutama bermusik, tekanan emosi dapat berkurang, sehingga pada akhirnya penderita merasa lebih tenang, hilang rasa takut, percaya diri dan tidak sulit tidur. Kejiwaan yang tenang itu memengaruhi keberhasilan terapi pengobatan.

Selain kejiwaan, terapi musik dengan memainkan alat dan bernyanyi mengaktifkan bagian-bagian otak. Dengan  bernyanyi, sistem pusat bahasa di otak kiri akan teraktifkan, dan dengan mengikuti irama musik, otak bagian kanan akan teraktifkan.

Terapi musik yang dilakukan dengan cara memegang alat  akan melatih koordinasi dan gerak.“ Terapi ini juga membantu konsentrasi karena orang harus mengikuti nada dan gilirannya,” kata Hermawan.
Dengan kata lain, terapi musik merupakan terapi saraf dan motorik yang dikemas menyenangkan. (M9)

Wednesday, August 9, 2017

Jus Jeruk Cegah Stroke

SEBUAH  studi baru yang dilaporkan Daily Mail menunjukkan mengosumsi jeruk dapat membantu menurunkan risiko stroke. Sebabnya senyawa hesperindin yang terkandung dalam jeruk mampu meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk otak.

Tim ilmuwan menggunakan mesin doppler fluximeter dengan sinar laser untuk mengukur aliran darah melalui kulit.

Larutan hesperindin yang setara dengan dua cangkir jus jeruk, peneliti menjelaskan, mampu menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Peneliti menemukan aliran darah partisipan yang mengonsumsi jus jeruk segar ternyata lebih baik sehingga efek stroke berkurang.

Pada kasus lain, kelompok perempuan yang sensitif terhadap temperatur dingin diberi larutan fitonutrien jeruk. Hasilnya tangan mereka tidak sedingin kelompok yang minum plasebo. (Daily Mail/Hym/X-8)  

Monday, July 31, 2017

Waspadai Stroke di Usia 30 Tahun

Pasien stroke ibarat berpacu dengan waktu. Menunda penanganan sama dengan mengambil risiko untuk mengorbankan fungsi otak. Jangan sampai terlambat.

Stroke masih menjadi momok yang mengintai penduduk usia lanjut. Data tahun 2010 di Amerika Serikat menyebutkan, stroke berada di urutan tiga teratas sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan angka kasus mencapai tujuh ratus ribu per tahun.

Di Indonesia data Riskesdas 2013 menyebutkan prevalensi stroke mencapai 12,1 per seribu orang. Diperkirakan, angka ini akan terus meningkat sejalan dengan peningkatn faktor risikonya.

Dr Nizmah SpS., spesialis saraf dari RS Bunda Jakarta, menyebutkan bahwa penyakit ini pun masih menjadi penyebab kecacatan nomor satu di dunia. “Tanpa  pengobatan, 62 persen pasien stroke bisa mengalami kecacatan, di antaranya gangguan berjalan, gangguan bicara, gangguan penglihatan, adanya perubahan ekspresi wajah, dan sebagainya.”

Kecacatan ini, tambah Nizmah berkaitan erat dengan hilangnya kemandirian dan menurunnya kualitas hidup pasien. “Ini pun erat kaitannya dengan stres secara emosional,” pungkasnya saat menjadi pembicara di seminar “Stroke Bukan Akhir Segalanya” yang diadakan di RS Bunda Jakarta.

3 Jenis Serangan
Stroke muncul bila ada hambatan pada aliran darah ke otak. “Ini sebenarnya termasuk penyakit orang tua. Namun sekarang, di umur 25 tahun saja seseorang sudah bisa terkena stroke. Bahkan angka pasien dengan stroke di usia 30 tahun meningkat. Penyebabnya, tak lain adalah gaya hidup yang berubah,” terang dr. Ibnu Benhadi, Sp.BS(k), spesialis bedah saraf dari RS Bunda. Ia pun mengungkapkan, dari tujuh orang yang meninggal, satu di antaranya disebabkan oleh stroke.

“Aliran darah menjadi penentunya. Pasalnya, ia adalah jalan utama sekaligus pemasok utama oksigen dan saripati yang akan dipompa oleh jantung, lalu dialirkan ke otak. Jika ada sumbatan aliran darah ke otak lebih sedikit dari 15cc/100gr/menit, maka akan menyebabkan kematian sel. Matinya sel-sel di area otak itulah yang menyebabkan stroke,” terang Ibnu.

Padahal, otak berfungsi untuk mengatur semua fungsi tubuh, mulai dari fungsi motorik, mengecap rasa, berpikir, dan bertingkah laku. Ibnu pun menyebutkan, ada tiga jenis stroke yang umum 
mengenai pasien.

      Stroke Iskemik. Stroke iskemik alias stroke yang disebabkan sumbatan merupakan kasus terbanyak pada pasien stroke. “Sebanyak 80 persen kasus stroke disebabkan oleh adanya sumbatan. Ini bisa diberikan obat pengecer darah, tapi pemberiannya hanya efektif di 3 jam pertama setelah serangan,” jelas Ibnu.
       
        Stroke Hemoragik. Stroke yang disebabkan adanya perdarahan akibat pembuluh darah di otak pecah. “Kasus stroke yang demikian dialami oleh 10-15 persen pasien. Apabila sudah ada perdarahan, maka bisa dilakukan pembedahan.”

     Mini Stroke. Jenis yang ketiga adalah mini stroke atau serangan otak sepintas. Mini  stroke juga biasa dikenal dengan istilah TIA (Transient Ischemik Attack). “Jenis stroke ini dialami oleh 5 persen pasien stroke. Namun perlu diketahui, sebanyak 30 persen stroke didahului dengan mini stroke. Biasanya, serangan TIA itu ini bisa  membaik dengan sendirinya dalam waktu semalam, Tapi tetap perlu ditangani,” tambah Ibnu.

Penelitian yang akurat tentang penyebab terjadinya stroke, dapat menentukan pengobatan apa yang sebaiknya ditempuh. “Lebih lanjut, ini dapat sangat menentukan keberhasilan terapi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Penanganan Cepat
Penanganan yang cepat dan tepat di fase akut akan sangat menentukan kondisi pasien selanjutnya. Dalam manajemen stroke akut, dikenal istilah golden period yang merujuk pada batas waktu pasien harus mendapat penanganan.

“Pasien stroke rata-rata telah mendapat penanganan karena memang di awal-awal tidak ada rasa nyeri. Gejalanya ringan, sehingga mungkin sekali pasien tidak menyadari. Pasien baru memeriksakan jika gejalanya sudah berlanjut,” tutur Nizmah.

Meski demikian, ujar dr. Heri Aminuddin, MD spesialis bedah saraf dari RS Bunda, saat pasien sudah terkena stroke, bukan berarti tak ada lagi harapan. “Terpenting, ia mendapat penanganan yang cepat dan tepat. Golden period pada pasien stroke adalah 6-8 jam . Itu sudah harus ditangani. Tapi yang terpenting dan sangat berpengaruh justru di jam-jam pertama, “terangnya.

Sementara itu, untuk melakukan penanganan dengan cepat dan tepat, tutur Nizmah, diperlukan pengetahuan untuk mengenali tanda-tanda awal stroke. “Cara-cara mengenalinya dapat disingkat menjadi FAST,” pungkasnya.

FAST adalah singkatan dari Face dropping, Arm weakness, dan Speech difficulty yang dapat dijadikan indikasi pasien stroke, serta Time yang artinya segera manfaatkan waktu untuk membawa pasien  ke rumah sakit jika tanda-tandanya mengindikasikan ia terkena stroke.

“Dalam stroke, kehilangan waktu sama dengan kehilangan otak. Jika aliran darah berhenti dan suplai darah yang berisi oksigen dan glukosa ke otak berhenti lebih dari lima menit, sel-sel itu bisa mati,” tambah Nizmah.

Namun meski daerah intinya sudah mati, ia menambahkan, masih ada daerah di sekitanya, yaitu penumbra, yang akan diselamatkan. “Daerah penumbra itu bisa dibilang masih pingsan, belum mati. Pasien yang datang karena stroke itu, kan, rata-rata daerah sel intinya sudah mati. Jadi yang diselamatkan adalah sel-sel yang pingsan di penumbra itu. Jangan sampai, daerah sekitanya ikut mati.”

Tekanan Darah Tinggi
Sebanyak 70 persen penderita stroke, ternyata juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, Nizmah menuturkan, stroke dapat dikendalikan salah satunya dengan mengontrol tekanan darah.
“Cara lain adalah dengan menekan risiko diabetes, obesitas, dan kolesterol tinggi. Namun paling pentinga adalah dengan mengurangi rokok,” ujarnya.

Dituturkan Nizmah, rokok sebenarnya bukan hanya musuh besar  paru-paru, karena pengaruh rokok terhadap kesehatan aliran darah pun sangat besar.

“Rokok, kan, sering kali disebut sebagai pemicu kanker. Padahal, gangguan terbesar, akibat rokok adalah pembuluh darah. Racun-racun dalam rokok bisa menyumbat pembuluh darah dan pada akhirnya menurunkan fungsi jantung dan otak,” ujarnya. ANNELIS BRILIAN 

Saturday, July 29, 2017

Pulih dari Stroke dengan Bernyanyi. Sekarang Aku Bisa Bernyanyi 12 Lagu

Meski usianya tak lagi muda, Karny Otaya (63) sangat aktif di berbagai kegiatan. Serangan stroke yang datang memaksanya hanya bisa terbaring di tempat tidur. Semangat dan rutin bernyanyi akhirnya membuatnya kembali pulih.

Sehari-hari, aku mengajar di beberapa sekolah di Bandung. Di sela-sela pekerjaanku, terutama di akhir pekan, aku sering diminta menjadi Master of Ceremony (MC) untuk acara pernikahan. Biasanya, seminggu sekali aku jadi MC bahkan sampai ke luar kota. Kebetulan, ada beberapa perias pengantin yang sering mengajakku jadi MC ketika mereka mendapat job. Aku juga diminta tampil bernyanyi sambil memainkan kibor, mulai dari acara ulang tahun, arisan, sampai pergantian tahun di malam tahun baru.

Belum lagi, aku aktif bernyanyi di beberapa komunitas, termasuk komunitas Music Lovers (Mulo) yang didirikan Ari, mantan muridku di SMP tempatku mengajar dulu. Bahkan, 4-5 kali aku pernah ikut bermain sinetron yang ditayangkan TVRI Bandung.

Hari-hariku selalu ceria. Seolah tak ada lelah. Juga, tak pernah habis bahan obrolan karena aku memang cerewet. Pendek kata, hidupku sangat berwarna dan aku aktif ke mana-mana.

Suamiku dipanggil Tuhan lebih dulu, tahun 2009. Waktu itu aku sedang mengemsi untuk  acara pernikahan di Taman Mini Indonesia Indah. Tapi aku berhasil bangkit  dan tak larut dalam kesedihan ditinggal suami tercinta.

Belajar Berjalan
Tapi, itu dulu, sebelum aku terkena serangan stroke Desember 2011 silam. Aku masih ingat betul, peristiwa itu terjadi sehari sebelum jadwal keberangkatanku ke Gorontalo, Sulawesi, untuk menjadi MC di sebuah pernikahan di sana. Tiket pesawat sudah di tangan.

Namun, pada hari itu, pagi-pagi ketika hendak mencuci kerudung di kamar mandi, mendadak kepalaku sangat pusing. Aku keluar dari kamar mandi dan duduk di kursi. Segera kubangunkan anak-anakku dan  mereka pun langsung membawaku ke RS Borromeus dengan mobil tua kami.

Hasilnya sungguh mengejutkan. Tekanan  darahku yang rendah dan biasanya di angka 100, saat itu melonjak jadi 175. Menurut dokter, kemungkinan penyebabnya karena terlalu gembira. Memang benar, aku sangat gembira. Memang benar, aku sangat gembira karena besoknya aku akan terbang ke Gorontalo, kampung halamanku. Terbayang sudah di benakku, betapa bahagianya bertemu saudara-saudaraku tercinta. Rupanya inilah yang menyebabkan tekanan darahku melonjak drastis. Kata dokter lagi, tensi tinggi tak masalah bagi yang memang punya riwayat tekanan darah tinggi karena sudah terbiasa tinggi. Yang berbahaya justru seperti yang kualami. Apa lagi, aku juga punya riwayat kolesterol tinggi.

Beberapa saat setelah masuk rumah sakit, aku langsung tak bisa berjalan dan bicara. Tetangga, saudara, dan teman-temanku bergantian datang menjenguk kondisiku yang memprihatinkan. Sebagian menduga aku tak bisa selamat. Bahkan, ada yang mengabarkan pada saudara-saudaraku di Gorontalo bahwa aku telah meninggal, sehingga mereka menangis. Mungkin sakit ini adalah teguran Tuhan buatku. Jadi kuterima saja dengan iklas.

Terapi Biji Merica
Alhamdulillah, setelah 10 hari dirawat di rumah sakit, aku diizinkan pulang meski masih belum bisa berjalan dan bicara. Di rumah, aku dirawat anak sulungku, Irliani Sarwono, satu-satunya anak perempuanku. Ketiga adiknya laki-laki. Kebetulan ia belum bekerja waktu itu. Salah seorang tetangga menyarankan agar aku diterapi dengan  merica. Terapis dari Majalengka yang ia sarankan kemudian dipanggil ke rumah. Meski merica yang ia gunakan hanya sebutir, tapi sakitnya luar biasa ketika ditekankan ke jari-jari kakiku.

Terapi itu berlangsung selama satu jam. Seminggu kemudian, terapi itu diulang, lalu sekali lagi pada minggu berikutnya. Si terapis memang mengatakan ia hanya akan memberi terapi tiga kali. Katanya, kalau tiga kali itu berhasil, insya Allah aku bisa sembuh. Ia juga memintaku yakin bahwa aku bisa sembuh. Setelah terapi itu, tak ada lagi terapi ini-itu yang kulakukan, meski banyak yang menyarankan. Aku hanya mengandalkan obat dokter dan rutin kontrol.

Sehari-hari, semua aktivitas kulakukan di tempat tidur, termasuk salat, makan, sampai buang air. Selama dua tahun kondisiku seperti itu. Namun, tak sedikit pun terbersit putus asa dalam benakku. Aku yakin, Tuhan yang memberikan penyakit ini dan Dia pula yang akan menyembuhkannya. Aku yakin, penyakit ini pasti ada obatnya dan aku selalu berdoa.

Namun, di tempat tidur terus-terusan lama-lama bosan juga. Alhamdulillah, setelah sekian lama terbaring  di tempat tidur, aku mulai bisa bangun. Aku mulai bisa keliling di dalam rumah dengan kursi roda. Namun, kupikir, kalau di kursi roda terus, kapan aku akan sembuh?

Akhirnya,  setelah enam bulan berada di kursi roda, kuputuskan belajar berjalan. Dengan dituntun anakku, aku mulai belajar berjalan di dalam rumah. Kupaksakan kakiku melangkah, meski kemudian jatuh. Tak kapok, aku kembali bangun dan berjalan. Aku jatuh lagi. Begitu terus yang terjadi.

Suara Terbata
Semangatku sangat besar untuk sembuh, makanya aku tak mau menyerah. Orang bilang, kalau sudah kena stroke sebaiknya jangan sampai jatuh tapi aku tak peduli. Aku yakin bisa sembuh dan ingin bisa berjalan lagi.

Ketika kontrol ke dokter, ia menyarankan agar aku rutin bernyanyi dan tak usah menjalani terapi macam-macam. Ia tahu bahwa sebelumnya aku aktif bernyanyi. Maka, setelah bisa bangun dari tempat tidur dan mulai bisa sedikit berjalan, kuminta anakku mengantar ke Mulo untuk bernyanyi lagi. Setelah dua tahun, akhirnya aku keluar rumah juga.

Anak-anakku ikut menemani. Saat itu, aku tak lagi memakai kursi roda. Melihat kedatanganku, teman-teman di Mulo sangat gembira menyambut. Seraya dipegangi anakku, aku maju kedepan bernyanyi dengan iringan musik. Sebetulnya suaraku tidak keluar, yang terdengar hanya suara tak jelas yang hanya sepatah-patah dan terbata-bata. Jelek. Tidak puguh, kalau kata orang Sunda. Mungkin, orang lain akan merasa malu kalau menjadi aku saat itu. Tapi aku tidak peduli.

Toh, aku tidak melakukan perbuatan yang tidak-tidak. Ini kulakukan demi ingin sembuh. Jadi, aku percaya diri saja. Mungkin karena terbiasa menghadapi orang banyak saat menjadi MC, ya. Lagi pula, toh teman-temanku juga tahu aku sedang sakit dan bernyanyi merupakan terapiku. Toh, itu bukan lomba. Teman-temanku dengan penuh perhatian mendengarkanku bernyanyi dan bertepuk tangan setelahnya. Tak satupun yang mengejek. Mereka sangat mendukungku.

Aku tak tahu, ternyata mereka menangis di belakangku. Mereka tahu seperti apa aku kala bernyanyi sebelum terserang stroke, jadi mereka sangat sedih melihatku saat itu. Anak-anaku pun sedih  karena aku belum bisa bernyanyi. Kukatakan, biar saja dan aku akan terus bernyanyi  sampai bisa. Sejak itu, setiap hari aku datang ke Mulo untuk bernyanyi, kecuali Minggu karena Mulo libur. Lagi-lagi suara tak jelas itu yang keluar dari mulutku, dan lagi-lagi teman-temanku memberiku semangat sepenuh hati  mereka.

Suasana kekeluargaan seperti inilah yang memang membuatku sangat menyukai Mulo. Tak ada perbedaan. Mereka seperti kakak dan adikku sendiri. Bernyanyi kemudian menjadi terapiku. Di rumah, setiap hari aku juga latihan bernyanyi sambil main kibor. Ini sekaligus terapi agar jari-jari tanganku tidak kaku lagi. Pada tetangga-tetanggaku, aku meminta maaf kalau suara kiborku mengganggu. Kujelaskan pada mereka bahwa itu adalah terapiku. Untung mereka bisa mengerti.

Tak Lagi Ditemani
Selain bernyanyi, berolahraga dan minum air putih setiap pagi juga menjadi terapiku. Semasa sehat dulu, pola hidupku memang tidak bagus. Aku sering lupa makan, terutama saat jadi MC. Meski aku sangat menikmati ketika melakukannya, sebelumnya aku juga harus memikirkan bagaimana agar acara orang lain bisa berjalan lancar. Aku juga tak pernah sarapan. Segelas besar kopi menjadi pengganti sarapanku tiap pagi. Sejak sakit, kuharuskan makan tiga kali.

Makan gorengan dan minuman kopi yang dulu jadi kegemaran tak kusentuh lagi. Pendeknya, semua saran dokter kuikuti. Ada memang yang bertanya, kenapa aku menghambur-hamburkan uang untuk bernyanyi, karena memang membayar. Kujawab saja, aku memang bukan orang yang punya, tapi lebih baik uangnya kugunakan untuk bernyanyi karena itu anjuran dokter, daripada mencoba terapi ke sana-sini dan belum tentu ada hasilnya. jadi, untuk menyanyi sengaja kusisihkan uang.

Setelah enam bulan bernyanyi setiap hari, hasilnya mulai kurasa. Aku mulai lancar bernyanyi dan bicara, meski masih agak kaku. Aku terus bernyanyi setiap hari sampai akhirnya aku kembali lancar berbicara dan berjalan. Mungkin butuh waktu satu tahun sejak pertama kali aku bernyanyi lagi.

Sepertinya, Tuhan memang sudah mengatur semuanya. Tepat setelah aku bisa berjalan, Irliani yang selama ini,merawatku, mendapat panggilan pekerjaan di Balikpapan. Dan, setelah bisa berjalan lancar seperti dulu, aku pun berangkat ke Mulo sendiri naik angkutan kota. Tanpa ditemani.

Tetangga-tetangga, bahkan dokterku sampai heran bagaimana aku bisa sembuh. Aku percaya, semua mukjizat ini karena Allah. Sekarang, tiga bulan sekali aku masih kontrol. Meski menurutku masih sedikit kaku dan bicaraku pelo, menurut teman-temanku tidak. Aku percaya, dengan berjalannya waktu aku bisa sembuh. Doaku memang satu, aku bisa sembuh seperti belum sakit. Setiap hari, aku masih tetap  berlatih nyanyi di rumah dan Mulo. Kalau awal terapi dulu aku hanya bisa bernyanyi 3-4 lagu, sekarang  bisa 12 lagu.

Sejak sakit pula, semua kegiatan aku stop, kecuali bernyanyi. Anak-anakku melarangku mengemsi lagi. Namun, mereka mendukungku untuk terus bernyanyi. Kalau aku absen. Anakku bertanya apakah aku tak punya uang? Lalu mengirim unng. Ya, kini aku memang hidup dari uang pensiun dan kiriman anak-anakku. Tiga dari mereka tinggal di luar kota, satu lagi sekota  denganku. Terkadang, kuajak anak, menantu, dan cucuku ikut bernyanyi  di Mulo. 

Kini, kalau ada tetangga yang terkena stroke, aku selalu menyemangatinya dan mengajaknya terapi bernyanyi di Mulo.@HASUNA DAYLAILATU    


Saturday, June 17, 2017

Realitas Virtual Bantu Pulihkan Pasien Stroke

Penderita stroke umumnya lumpuh pada sebagian anggota tubuh, khususnya tangan. Namun, kerap kali tangan lumpuh itu tak diterapi atau dirangsang untuk bergerak sehingga kian lemah. Riset di Spanyol menunjukkan tayangan realitas virtual memungkinkan pasien stroke melihat gerakan tangan lemah di layar monitor. Itu mendorong pasien berpikir kemampuan lengannya lebih kuat dibandingkan kondisi sebenarnya. Tayangan itu meningkatkan kesempatan pasien menerapkannya di kehidupan nyata, "Hal mengejutkan, tayangan virtual realitas gerakan tangan penderita selama 10 menit mendorong mereka memakai tangan lebih spontan," kata salah satu  peneliti, Belen Rubio, dari Laboratorium Sintetik, Perseptif, Emosi dan Sistem Kognitif di Universitas Pompeu Fabra, Spanyol, Selasa (9/6).

Terapi  melihat tayangan virtual itu membantu pemulihan penderita stroke sehingga lengan lemah bisa bergerak spontan lagi. Sebelum melihat tayangan virtual, 20 pasien stroke yang diuji umumnya memakai lengan paretik (lumpuh sebagian) untuk menjangkau sesuatu di depannya sebesar 35 persen. Seusai melihat tayangan, penggunaan lengan paretik 50 persen atau seperti orang normal. Menurut Prof Paul Verschure, pemimpin riset, dalam jangka panjang dampak tayangan realitas virtual pada kehidupan pasien perlu dipantau. (BBC/MZW)

Wednesday, May 17, 2017

Jangan Sepelekan Tidur

BEBERAPA waktu lalu kita dikagetkan oleh berita kecelakaan kereta api yang terjadi di Jawa Tengah dan menewaskan puluhan orang penumpang. Pesawat milik maskapai penerbangan Airi India juga mengalami kecelakaan dan menewaskan sekitar 160 penumpangnya November lalu. Dua kecelakaan maut tersebut disinyalir karena masinis kereta api dan pilot pesawat terbang tersebut mengantuk saat mengemudi.

Masalah tidur memang dapat mengakibatkan banyak dampak negatif, dua kecelakaan di atas misalnya terjadi karena kedua pengemudi tersebut kurang  tidur sehingga saat harus bertugas mereka mengantuk dan menurun daya konsentrasinya.

Banyak diantara Non-REM dan tidur REM yang masih meremehkan masalah tidur, padahal tidur sangat penting bagi tubuh kita. Masalah tidur ini dibahas dalam acara Cikini Medicine Update November silam.

TIDUR DALAM DUNIA KESEHATAN
Dunia kesehatan mulai tertarik pada masalah “tidur” sejak ditemukannya istilah tidur REM (Rapid Eye Movement) dan hubungan tidur REM dengan mimpi oleh Kleitman & Aserinsky pada tahun 1952, pada tahun 1957 Dement & Kleitment menemukan siklus tidur yang terdiri dari tidur Non-REM dan tidur REM.

Setiap malam kita mengalami 4-6 kali siklus NREM dan REM, masing-masing siklus berlangsung sekitar 90-110 menit. Non-REM adalah fase tidur yang relatif tidak aktif. Sedangkan pada fase REM disebut juga tidur aktif atau tidur mimpi ditandai aktivasi gelombang EEG, pernapasan, dan detak jantung yang tidak teratur. 80 persen orang yang terbangun menyadari kalau dia baru mengalami mimpi, sisanya mengalami mimpi tapi tidak ingat.

RAGAM GANGGUAN TIDUR
Menurut Dr. Rimawati Tedjasukmana SpS, Neurolog yang juga merangkap sebagai seorang sleep scientist, kurang tidur menimbulkan beragam efek yang tak boleh kita kesampingkan begitu saja.

“Orang yang kurang tidur 10 kali lebih sering masuk rumah sakit, 5 kali lebih sering minum obat-obatan penenang, dua kali lebih sering berobat ke dokter, 2 kali lebih sering mengalmi kecelakaan, 7 kali lebih rentan mengalami kecelakaan kerja, 3 kali lebih sering membolos dari kantor dan rentan terhadap gangguan cemas, depresi, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke dan diabetes melitus,” papar dr Rima.

Gangguan tidur juga turut andil dalam menurunkan kualitas hidup. Asal tahu saja, seorang dengan gangguan tidur tidak dapat berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan yang membutuhkan konsentrasi seperti menonton film dan menonton acara favorit di televisi.

Terdapat beberapa gangguan tidur yang banyak dialami di masyarakat kita misalnya insomnia sleep related breathing disorder, hypersomnia of central origin, circadian rhytme disorder, parasomnia. Berikut gejala masing-masing gangguan.

Pertama, Insomnia. Gangguan tidur ini kerap dikeluhkan banyak orang. Insomnia adalah jenis gangguan tidur yang ditandai dengan gejala kesulitan untuk memulai tidur, lama waktu tidur yang berkurang, padahal penderita punya cukup waktu untuk tidur, kualitas tidur kurang baik yang terjadi berulang  kali, dan acapkali merasa tidak tidur. Jika gangguan insomnia terjadi pada malam hari, maka saat siang hari penderita akan merasa kelelahan, capek, sering lupa, tidak konsentrasi dan sering marah-marah.   
Kedua, Sleep related breathing disorder. Sleep related breathing disorder adalah gangguan tidur yang tekait dengan masalah pernapasan. Jenis yang paling sering terjadi adalah Obstructive Sleep Apnea (OSA). Dr. Hsu Pon Poh, kepala departemen Otolaryngology Changi General Hospital Singapore, yang merupakan salah satu pembicara dalam seminar mengutarakan bahwa pada studi yang dilakukan di Singapura diperkirakan OSA dialami oleh 15% populasi lokal dan pria 2 kali lebih sering mengalami gangguan ini dibanding wanita.

Pada OSA terjadi hambatan pada jalan napas baik total atau sebagian saat penderita tidur, otot-otot pada bagian belakang saluran napas mengalami relaksasi dan menghambat saluran napas bagian atas, akibatnya pasien sering terbangun saat tidur. Gejala yang terlihat pada penderita adalah tidur mendengkur, mengantuk pada siang hari, sakit kepala dan tenggorokan terasa kering pada pagi hari.

Hypersomnia oleh central origin
Gangguan yang temasuk dalam kategori hypersomnia oleh central origin adalah narcolepsy. Narcolepsy adalah sindrom yang ditandai oleh rasa kantuk yang berlebihan sehingga pasien gampang sekali tertidur, saat sedang berbicara pun pasien bisa tertidur.

Circadian Rhythm Sleep Disorders
Gangguan in terjadi akibat perubahan pola tidur dan bangun yang terkait dengan irama sirkadian. Misalnya pada pekerja yang memakai sistem shift, dapat terjadi gangguan tidur akibat pergantian dari shift siang ke shift malam yang selalu berganti-ganti.

Parasomnia.
Parasomnia adalah kegiatan atau pengalaman yang tidak disadari terjadi sesaat akan tidur atau selama tidur. Anda mungkin pernah merasa sudah bangun tapi tidak bisa bergerak, orang awam menyebut dengan istilah ketindihan, ini adalah salah satu bentuk parasomnia yang disebut dengan istilah recurrent isolated sleep paralysis. Contoh lain dari parasomnia adalah seorang yang berjalan saat tidur, mengalami sleep terror (terbangun dari tidur dan berteriak-teriak) dan juga mengompol.  

NYERI KEPALA HINGGA STROKE
Tidur memiliki hubungan erat dengan nyeri kepala. “Tidur dapat meredakan nyeri kepala dan tidur juga dapat mencetuskan nyeri kepala” papar  Dr. Freddy Sitorus, staf pengajar Departemen Neurologi FKUI/RSCM yang juga menjadi pembicara dalam acara yang sama. Beberapa penelitian menyimpulkan 17 persen penderita nyeri kepala mengeluhkan nyeri kepala saat bangun tidur di pagi hari.

Beberapa jenis ganggun tidur memang biasa dikaitkan dengan nyeri kepala misalnya OSA dan parasomnia. Gangguan tidur juga erat kaitannya dengan penyakit stroke. Stroke sering terjadi saat tidur di pagi hari. Mendengkur dikatakan merupakan faktor risiko penyakit stroke, karena dikaitkan dengan OSA yang berpengaruh buruk pada sistem jantung dan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak. Hampir dua pertiga penderita stroke mengalami gangguan OSA.

Gangguan-gangguan tidur tersebut disebabkan oleh banyak faktor terkait dengan faktor fisik misalnya penyakit yang diderita pasien, faktor psikis misalnya stres, depresi atau, faktor makanan misal makanan yang mengandung kafein seperti kopi dan alkohol dan faktor-faktor lain  misalnya kondisi cuaca yang tidak mendukung, tidur siang yang berlebihan dan pasangna tidur yang membuat tidak nyaman.

Tatalaksana gangguan tidur sangat tergantung dari jenis gangguan tidur dan penyebabnya. Jika Anda mengalami gangguan tidur hingga mengganggu aktivitas Anda di siang hari maka segeralah berkonsultasi dengan dokter neurolog Anda, dokter akan melakukan analisa cara mendalam dan mendiskusikan terapinya kepada  Anda. @DK   

Daun Dewa. Cantik di Teras, Stroke pun Tumpas

Selain penampilannya yang unik, tanaman ini sudah lama dikenal punya banyak khasiat. Salah satunya mengatasi stroke.

Siapa tak kenal tanaman satu ini. Apalagi, tampilannya punya keunikan tersendiri. Daunnya berwarna hijau tua dengan garis ungu di tepinya. Warna daun bagian atas lebih tua ketimbang bagian bawah, sementara kedua permukaan daun memiliki bulu-bulu halus. Bentuk daun bulat memanjang, dengan tepi berlekuk, bertangkai daun sangat pendek. Lalu, batangnya berambut halus, lunak, dan berwarna ungu kehijau-hijauan. Tinggi batangnya hanya 10-25 cm. Nama tanaman ini adalah daun dewa (Gynura segetum).

Bunganya muncul di ujung batang. Sebelum mekar, bunganya mirip kancing, dan berbentuk seperti kumpulan benang sari berwarna kuning cerah setelah mekar. Mahkota bunga berwarna kuning dengan ujung merah kecokelatan. Di Jawa tengah, ia disebut sambung nyawa (Jawa Tengah). Orang Cina menyebutnya san qi cao. Mengingat orang-orang Cina pada akrab dengan daun dewa, maka tanaman  ini juga diberi nama beluntas Cina. Beluntas adalah tanaman yang sekerabat dengan daun dewa.

Tuesday, May 16, 2017

Olahraga Penurun Kolesterol

KOLESTEROL berlebih merupakan salah satu faktor risiko timbulnya penyakit jantung dan pembuluh darah. Olahraga merupakan salah satu cara ampuh mengikis tumpukan kolesterol dalam tubuh selain diet. Jenis olahraga apa yang cocok?

“Berolahraga dapat meningkatkan ukuran dan jumlah protein pengangkut kolesterol  jahat (LDL) dalam darah. Penurunan 1% LDL dapat mengurangi 2%-3% risiko penyakit jantung koroner maupun stroke,” ujar spesialis olahraga dr Rachmad Wishnu SpKO di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk menurunkan kolesterol, menurut Rachmad, yang cocok adalah jenis olahraga pembakar lemak. Antara lain, jalan cepat, joging, bersepeda, renang, dan senam aerobik.

“Kecuali bagi penderita obesitas, joging tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan cedera pada sendi-sendi tubuh seperti lutut,” ujarnya.  

Sebaiknya, olahraga tersebut dilakukan 40-60 menit atau 2x20-30 menit. Durasi itu belum termasuk pemanasan sebelum berolahraga dengan frekuensi olahraga lima kali per minggu.

“Bagi pemula, kuncinya adalah bertahap, mula-mula tiga kali seminggu baru nanti lima kali seminggu,” imbuh Rachmad. (*/S-3)

Sunday, May 14, 2017

Menjadi Genius Setelah Gegar Otak

Beberapa orang memang dilahirkan menjadi genius, minimal telah memiliki bakat sejak kecil. Namun, seorang penjual mebel dari Washington, Amerika Serikat, Jason Padgett, mendadak genius setelah gegar otak. Tahun 2002, Padgett cedera dan trauma otak setelah diserang dua orang di luar bar. Setelah sembuh, Padgett tiba-tiba menjadi genius matematika yang mampu melihat dunia melalui lensa geometeri. Kini, ia  memiliki kemampuan merumuskan konsep-konsep fisika dan matematika yang rumit, padahal sebelumnya sama sekali tak paham. Berit Brogaard, profesor filosof dari University of Miami, Florida, As, yang menelitinya menemukan gegar otak itu membuka bagian otak kiri Padgett sehingga membuatnya mampu melihat segala sesuatu di dunia itu sebagai struktur matematika. Brogaard belum mengetahui apakah kemampuan Padgett itu bersifat permanen atau temporer. Namun, menurut dia, dalam otak setiap orang sebenarnya ada  kemampuan tersembunyi  yang jika diaktifkan akan membuat seseorang menjadi genius. (LIVESCIENCE/AIK)

Tuesday, March 28, 2017

Aktor Senior Rachmat Hidayat Meninggal

Rachmat Hidayat meninggal dunia di usia ke-83 tahun. Aktor senior itu meninggal akibat penyakit komplikasi yang dideritanya beberapa waktu terakhir. Rachmat mengembuskan napas terakhir di rumah Sakit Borromeus, Bandung, Minggu (14/6) pukul 04.30 WIB. Almarhum telah dikebumikan di pemakaman keluarga daerah Banjaran, Kabupaten Bandung di hari yang sama.

Aktor yang lahir pada 3 Juli 1933 itu rupanya telah sepuluh hari menjalani perawatan di rumah sakit Borromeus karena sakit stroke. Rachmat yang seharusnya dijadwalkan pulang di hari Minggu (14/6) ke rumah karena kondisinya mulai membaik, justru pulang ke pangkuan Sang Pencipta untuk selama-lamanya. 

Menurut kerabat dekat, Rachmat masuk rumah sakit lantaran mengalami sesak napas. "Masuk RS karena sesak napas. Terus dicek ke laboratorium ternyata ada sakit jantung juga," ungkap Arika, menantu Rachmat.

Diketahui dari Arika, sebelum meninggal, sang istri almarhum sempat merasakan sebuah firasat aneh, "Ibu mertua bilang kalau Bapak sebelum masuk rumah sakit panggil nama Olga. Katanya Olga manggil Bapak," imbuh Arika, seperti dikutip media online.

Sederet artis dan pejabat turut mengucapkan belasungkawa di rumah duka. termasuk Wali Kota Bandung Ridwal Kamil. Aktor senior yang pada tahun 2014 lalu meraih penghargaan piala Lifetime Achievement di IMA ini dikenal luas pergaulannya dan menjadi kebanggaan Kota Kembang.

Rachmat tercatat sebagai salah satu aktor besar Indonesia. Kariernya dimulai lewat film Toha, Pahlawan Bandung Selatan pada 1961. Sedangkan film terakhir yang dibintangi Rachmat berjudul Si Kabayan Cari Jodoh (1994).

Kemampuan akting Rachmat tak perlu diragukan. Sebagai bukti, aktor yang memiliki kumis khas ini telah menyabet sejumlah penghargaan bergengsi di Tanah Air. Rachmat meraih prestasi gemilang selama berkarier di industri perfilman. Dia pernah meraih Best Actor PWI Jaya (1971) lewat The Big Village (Dusun Besar). Selain itu, tiga piala citra telah diraihnya dalam Festival Film Indonesia, yakni Apa Salahku (1977), Pacar Ketinggalan Kereta (1989), dan Boss Carmad (1991).

Tak kurang 94 judul film telah dibintangi pria yang hobi mengendarai sepeda motor besar ini. Film-film Rachmat yang cukup terkenal di antaranya: Lewat Tengah Malam (1971), Ayah (1973), Bulan di Atas Kuburan (1973), Tangisan Ibu Tiri (1974), Petualangan Cilik (1977), Badai Pasti Belalu (1977), Kembang Semusim (1980), Lima Cewek Jagoan (1980), dan masih banyak lagi. 

Selain film, Racmat juga bermain di beberapa judul sinetron di tahun 1990-an, di antaranya Sahabat Pilihan dan Pondok Pak Jon. Rachmat tak hanya berlaga di depan layar. Kepeduliannya pada dunia sinema Indonesia mendorongnya terlibat organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi). Pada 1971, dia pernah menjabat sebagai Ketua Parfi Cabang Bandung selama dua periode. @Andy 

Tenaga Medis Kurang Tanggap

Selasa (22/3) sekitar pukul 15.00, ayah saya datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Tangerang karena tiba-tiba sulit menelan dan lengan kanannya lemas. Ia curiga itu tanda-tanda stroke, yang pernah dua kali menyerangnya. 

Namun, dokter jaga justru menyuruh ayah saya pulang karena kondisinya dianggap tidak gawat dan saat itu tak ada dokter spesialis saraf. Ayah juga disarankan berkonsultasi dengan dokter saraf di rumah sakit swasta saja.

Di rumah, kondisi ayah makin parah. Ia sama sekali tidak bisa  minum dan menelan makanan. Lengannya makin lemah. Ia kembali diantar ke IGD RSUD Tangerang. Namun, sejak tiba pukul 19.30 hingga, saya menyusul tiga jam kemudian, tidak ada tindakan. Setahu saya pasien stroke sebaiknya ditangani sebelum enam jam sejak serangan.

Alasan belum adanya tindakan karena dokter belum mengecek statusnya. Setelah didesak, baru dokter mengecek status ayah saya, yang diteruskan perawat dengan memberi infus, merekam jantung (elektrokardiogram, EKG), cek laboratorium, dan CT (Computerized Tomography) scan.

Namun, setelah itu ayah saya diminta lagi menunggu dokter penanggung jawab ruangan, yang hingga pukul 06.00 tidak dapat dihubungi. Ayah harus menunggu lagi untuk mendapatkan obat dan pindah ke kamar perawatan.

Akibat penanganan yang bertele-tele, kondisi ayah makin buruk. Atas saran dokter spesialis saraf, kami memindahkan ayah ke RS swasta untuk mendapat tindakan Digital Substraction Angiography (DSA), untuk melihat kondisi pembuluh darah di otak. Menurut dokter yang menangani ayah di RS ini, jika ditangani dalam 4,5 jam pertama setelah serangan stroke, kondisinya mungkin tidak seburuk ini.

Saya sangat kecewa kepada RSUD Tangerang dan para petugas medisnya dalam melayani, terutama  peserta BPJS Kesehatan. Mengapa mereka tidak peduli kepada pasien yang memercayakan nyawanya kepada  mereka? Padahal, di dinding IGD terpampang moto RSUD Tangerang: "Memberikan Pelayanan Melebihi Harapan Pelanggan".

Amanda
Jl. Akasia Kota Bumi, Pasar Kemis, Tangerang  

Monday, March 27, 2017

Merawat Ibu di Rumah

Pertanyaan oleh M di B
Ibu saya berumur 72 tahun sejak tiga bulan ini kami rawat di rumah. Sebelumnya ibu saya baru selesai perawatan di rumah sakit karena  stroke. Ayah sudah meninggal lima tahun lalu dan sejak itu ibu tinggal serumah dengan kami sekeluarga, yaitu dengan suami saya dan dua anak saya yang masih remaja. Ibu cukup lama dirawat di rumah sakit karena, selain stroke, ibu saya juga terserang pneumonia. Justru perawatan dilakukan terutama  terhadap penyakit pneumonia yang dimiliki ibu. Untunglah pneumonianya dapat diatasi dan beliau dapat tetap dirawat di ruang biasa. Meski demikian, ibu tidak betah dirawat di rumah sakit. Ibu hanya dapat bicara sedikit dan selalu yang dikatakannya adalah keinginan untuk pulang.

Kami berunding dengan dokter yang merawat dan akhirnya ibu diizinkan untuk dirawat di rumah. Namun, sebenarnya ibu harus tetap dipantau. Karena itu, seminggu sekali dokter dan perawat berkunjung ke rumah. Kunjungan dilakukan oleh tim home care rumah sakit. Saya baru mengetahui ada layanan home care. Dan ternyata sangat bermanfaat bagi kami. Saya dan suami masih bekerja. Karena itu, kami mempekerjakan petugas pendamping orang sakit untuk ibu saya dari pukul 08.00 sampai 17.00. Selama petugas pendamping rumah sakit tidak ada, saya dan anak-anak yang akan mengurus kepentingan ibu. Ibu harus dimandikan di tempat tidur karena hanya mampu tiduran di tempat tidur. Harus sering dimiringkan ke kanan dan ke kiri. Makan dan minumnya harus dibantu. Sudah tentu obat-obatan harus diberikan pada waktunya.

Seluruh hasil pemeriksaan dicatat sehingga pada kunjungan tim home care akan dievaluasi secara bertahap. Dokter tim home care juga meminta pemeriksaan laboratorium yang diperlukan. Sekarang pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan di rumah.

Kami merasa bersyukur dengan adanya layanan ini. Apakah semua rumah sakit sudah mempunyai layanan home care? Ibu saya berstatus pensiunan pegawai negeri sehingga untuk pembayaran berobat di rumah sakit dapat menggunakan fasilitas BPJS. Namun, sampai sekarang saya belum dapat menggunakan fasilitas BPJS  untuk layanan di rumah, terutama untuk kunjungan tim home care.

Jawaban oleh Samsuridjal Djauzi
Sekarang memang masa tinggal (length of stay) di rumah sakit diusahakan menjadi singkat. Bahkan, masa tinggal tersebut menjadi salah satu tolok ukur mutu layanan rumah sakit. Namun, penderita penyakit kronik memang cenderung memerlukan perawatan lebih lama. Seperti yang ibu alami, maka dewasa ini telah ada layanan kunjungan ke rumah dari tim home care rumah sakit. Memang belum semua rumah sakit  mempunyai layanan ini, tetapi semakin lama layanan ini semakin banyak. Rumah sakit menyadari  perawatan yang lama di rumah sakit, selain dari segi ekonomi lebih mahal, risiko untuk terkena infeksi nosokomial (infeksi yang terjadi di rumah sakit) juga meningkat. Karena itu, layanan kunjungan perawatan di rumah semakin ditingkatkan.

Pemantauan pasien, jika diperlukan, juga dapat dilakukan oleh rumah sakit melalui kunjungan ke rumah. Di negara maju, pemantauan perawatan di rumah dapat dilakukan oleh pelayanan primer, dokter puskesmas, ataupun dokter praktik. Sudah tentu perlu koordinasi yang baik dengan rumah sakit. Keuntungan dengan melibatkan layanan kesehatan primer adalah biasanya upaya pencegahan juga dapat dimasukkan dalam pelayanan rumah dan jarak layanan primer ke rumah penderita lebih dekat, sehingga biaya pun jauh lebih murah.

Layanan perawatan di luar rumah sakit pada umumnya lebih disukai oleh pasien dan keluarga. Pasien merasa lebih nyaman di tengah keluarga bahkan mungkin di kamar tidurnya sendiri. Keluarga juga tak repot harus setiap hari berkunjung. Sudah tentu dengan adanya orang sakit yang dirawat di rumah keluarga harus menyiapkan dan menyesuaikan diri. Apalagi perawatan di rumah sering memakan waktu lama. Anak-anak, pembantu, dan keluarga lain harus disiapkan dan dilibatkan dalam perawatan.

Dengan teknologi komunikasi saat ini, keadaan pasien, misalnya terjadi kulit yang kemerahan, dapat difoto dengan telepon genggam lalu dikirim ke dokter. Begitu pula nasihat dokter dapat terekam dengan baik apalagi jika dikirim melalui pesan singkat atau cara pengiriman lainnya. Sudah tentu perawatan di rumah juga menghadapi berbagai tantangan.

Stroberi

GANGGUAN PENYAKIT
Stroke merupakan serangan pada otak yang terjadi akibat pecahnya pembuluh  darah di otak atau terhambatnya aliran darah menuju otak karena pembuluh darah menyempit. Penyempitan  ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah.

KHASIAT DAN PENGGUNAAN
Stroberi mengandung pektin yang dapat mengikat kolesterol agat tidak sempat terserap oleh usus  dan masuk ke dalam aliran darah. Dengan demikian dapat mencegah  penyumbatan pembuluh arteri yang menjadi serangan stroke. Stroberi  dapat disantap segar atau dibuat jus bila Anda tidak terbiasa dengan rasa asam pada stoberi segar.

Makanan dan Otak

PENELITIAN terbaru mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan sehat membuat otak lebih cemerlang di masa tua. Penelitian tersebut dilakukan US National Institute of Neurological Disorders and Stroke dengan melibatkan 28 ribu peserta yang berusia di atas 55 tahun.

Dalam studi itu, tim peneliti yang dipimpin Dr Andrew Smyth mengawasi menu makanan peserta selama lima tahun berturut-turut. Peserta juga diminta  mengungkapkan seberapa sering mereka makan makanan tertentu, termasuk sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan makanan gorengan. Mereka juga diminta melaporkan tingkat asupan alkohol. Setelah  itu, peneliti melakukan tes cara berpikir dan ingatan peserta.

Hasilnya, 5.687 peserta yang mengonsumsi  makanan sehat  mengalami penurunan kognitif 13% dan 5.459 peserta yang mengonsumsi  makanan yang tidak sehat  mengalami penurunan kognitif hingga 20%. (Medicalnewstoday/Pra/X-5)

Kenali Gejala Awal Stroke

Stroke, menurut Dr Hermawan Suryadi, SpS, merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. “Stroke juga penyebab utama kecacatan. ”Padahal,  stroke sebetulnya dapat dicegah dan diobati. Pengobatan segera dapat menghindari dari kematian dan   mempercepat pemulihan dari kecacatan akibat kerusakan otak yang terjadi saat serangan stroke.

Nah, langkah pencegahan terbaik adalah mewaspadai gejala awal stroke. Yang jelas, segera ke dokter bila ada salah satu tanda di bawah ini:

Pertama. Mendadak  bicara pelo. Kedua. Mendadak lemas separuh tubuh. Ketiga. Mendadak kesemutan separuh tubuh atau sekitar mulut. Keempat. Mendadak hilang keseimbangan atau merasa pusing berputar (vertigo). Kelima. Mengalami nyeri kepala hebat. Apalagi bila disertai mual dan muntah. Keenam.  Penglihatan kabur atau gelap pada satu mata atau penglihatan menjadi ganda, atau tidak dapat melihat sisi kiri / kanan. Ketujuh. Mendadak susah berpikir atau tidak mampu mengingat sementara. Kedelapan.   Pendengaran mendadak hilang. Apalagi disertai kuping berdenging dan vertigo. Kesembilan. Mulut mendadak  miring atau terasa baal (tebal) pada separuh wajah. HASTO

Suara Bising Penyebab Darah Tinggi

Tinggal di dekat jalan yang sibuk mungkin memberi sumbangan pada tekanan darah tinggi, demikian hasil satu studi yang disiarkan Ahad.

Orang yang rumahnya berada “sejengkal” dari gemuruh suara mesin, lengking bunyi klakson dan denyit suara rem memiliki risiko yang bertambah besar untuk terserang tekanan darah tinggi, kata studi tersebut, yang disiarkan di dalam “Environmental Health” terbitan September yang beredar di Amerika Serikat.

Untuk memastikan berapa banyak suara lalu-lintas yang dapat ditanggung orang dengan dasar rutin, para peneliti dari Lund University Hospital  di Swedia menganalisis  data dari hampir 28.000 orang yang ditanyai mengenai pengaturan tempat tinggal orang di Scania, satu provinsi di Swedia Selatan.

Mereka mendapati bahwa orang yang masih muda dan berusia setengah baya yang tinggal di rumah yang terpajan terhadap suara berisik lalu lintas di atas 60 desibel lebih mungkin untuk terserang tekanan darah tinggi, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan stroke dan penyakit pembuluh darah dan jantung. Hubungan dengan tekanan darah tinggi bertambah kuat saat tingkat desibel naik.

Di antara orang yang lebih tua, yang berusia 60 sampai 90 tahun, tingkat desibel yang lebih tinggi tak berkaitan dengan peningkatan tekanan darah tinggi. Salah satu alasan bagi temuan tersebut boleh jadi adalah orang yang lebih muda memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terserang tekanan darah tinggi, sehingga dampak dari kebisingan lalu lintas lebih nyata.

“Dampak suara berisik mungkin menjadi tak terlalu penting, atau lebih sulit untuk dideteksi, berkaitan dengan faktor risiko lain dengan bertambahnya usia,“ kata penulis studi tersebut Theo Bodin. “pilihan yang  mungkin ialah gangguan suara berisik beragam pada usia manusia.”

Sebanyak 30 persen orang Eropa tinggal di berbagai daerah tempat rata-rata suara bising lalu-lintas ialah 55 desibel atau lebih tinggi, kata para peneliti itu. “Lalu-lintas di jalan adalah sumber yang paling penting bagi suara berisik di masyarakat,” kata Bodin. (ant/sys)