SINGAPURA, KOMPAS – Melonjak tajamnya berbagai penyakit tidak menular menjadi masalah besar di sejumlah negara. Salah satu upaya untuk menekannya adalah menciptakan generasi yang tidak rentan melalui gizi seimbang.
Hal itu mengemuka dalam pembukaan Kongres International Society for Developmental Origins of Health and Disease (DOHaD) ke-8, Minggu (17/11), di Singapura, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas Yulianus Harjono. Forum yang membahas mengenai pentingnya kesehatan di awal kehidupan (ibu hamil, janin, dan anak) ini diikuti ratusan dokter, akademisi, dan praktisi multi bidang dari sejumlah negara.
Presiden DOHaD Mark Hanson dalam pembukaan mengemukakan, upaya menekan penyakit tidak menular (PTM) harus dilakukan dengan perubahan pola hidup. Salah satunya, menekankan pentingnya nutrisi bagi janin dan bayi.
“Upaya mencegah berbagai penyakit tak menular dimulai dari kesehatan ibu, termasuk kehamilan dan setelah persalinan, memberi nutrisi yang baik bagi bayi, termasuk promosi ASI,” katanya mengutip Rencana Aksi Global Menekan PTM 2013-2020.
Konferensi Tingkat Tinggi PBB 2011 membahas khusus isu PTM. Tiap tahun, PTM seperti diabetes, gangguan jantung, dan stroke membunuh 9 juta orang di dunia. Secara epidemiologis, Ronald Ma, Guru Besar Medis dan Terapeutik di Chinese University of Hongkong, mengatakan, bobot kelahiran bayi terkait dengan munculnya risiko PTM, seperti jantung koroner, diabetes, stroke, dan osteoporosis di usia dewasa. Kondisi ini terjadi jika glukosa dan protein yang ditransfer ibu ke janin berlebih atau kurang.
Menurut Eline van Der Beek, Direktur Pusat Riset Nutrisi Danone Nutricia di Singapura, janin dan bayi merupakan tahap krusial dalam perjalanan manusia. Di masa itu, manusia mengalami pertumbuhan cepat dan kompleks, baik pada sel otak, jaringan tubuh, maupun sistem kekebalan. Untuk itu, diperlukan zat gizi berkualitas, termasuk omega-6.
Di forum ini, Pusat Riset dan Penelitian Danone Nutricia memublikasikan hasil riset yang mengungkapkan kurangnya nutrisi pada ibu hamil di Indonesia. Riset dilakukan terhadap 203 ibu hamil dan menyusui. “Separuh ibu hamil ternyata kurang nutrisi karena persoalan sosial ekonomi, “ Kata Jacques Bindels, Direktur Sains Pusat Riset dan Penelitian Danone Nutricia Asia Pasifik.
Selain rentan terhadap PTM di Usia dewasa, bayi yang terlahir dalam kondisi kurang nutrisi mudah sakit serta berisiko lahir dengan komplikasi, seperti cacat, gizi buruk, dan lainnya.
Kraisid Tontisirin, praktisi kesehatan dari Thailand, menekankan pentingnya peran pengambil kebijakan dan masyarakat menyosialisasikan pentingnya gizi.