BEBERAPA waktu lalu kita dikagetkan oleh berita kecelakaan
kereta api yang terjadi di Jawa Tengah dan menewaskan puluhan orang penumpang.
Pesawat milik maskapai penerbangan Airi India juga mengalami kecelakaan dan
menewaskan sekitar 160 penumpangnya November lalu. Dua kecelakaan maut tersebut
disinyalir karena masinis kereta api dan pilot pesawat terbang tersebut mengantuk
saat mengemudi.
Masalah tidur memang dapat mengakibatkan banyak dampak negatif,
dua kecelakaan di atas misalnya terjadi karena kedua pengemudi tersebut kurang tidur sehingga saat harus bertugas mereka
mengantuk dan menurun daya konsentrasinya.
Banyak diantara Non-REM dan tidur REM yang masih meremehkan
masalah tidur, padahal tidur sangat penting bagi tubuh kita. Masalah tidur ini
dibahas dalam acara Cikini Medicine Update November silam.
TIDUR DALAM DUNIA KESEHATAN
Dunia kesehatan mulai tertarik pada masalah “tidur” sejak
ditemukannya istilah tidur REM (Rapid Eye Movement) dan hubungan tidur REM dengan
mimpi oleh Kleitman & Aserinsky pada tahun 1952, pada tahun 1957 Dement
& Kleitment menemukan siklus tidur yang terdiri dari tidur Non-REM dan
tidur REM.
Setiap malam kita mengalami 4-6 kali siklus NREM dan REM, masing-masing
siklus berlangsung sekitar 90-110 menit. Non-REM adalah fase tidur yang relatif
tidak aktif. Sedangkan pada fase REM disebut juga tidur aktif atau tidur mimpi
ditandai aktivasi gelombang EEG, pernapasan, dan detak jantung yang tidak
teratur. 80 persen orang yang terbangun menyadari kalau dia baru mengalami
mimpi, sisanya mengalami mimpi tapi tidak ingat.
RAGAM GANGGUAN TIDUR
Menurut Dr. Rimawati Tedjasukmana SpS, Neurolog yang juga
merangkap sebagai seorang sleep scientist, kurang tidur menimbulkan beragam efek
yang tak boleh kita kesampingkan begitu saja.
“Orang yang kurang tidur 10 kali lebih sering masuk rumah sakit,
5 kali lebih sering minum obat-obatan penenang, dua kali lebih sering berobat
ke dokter, 2 kali lebih sering mengalmi kecelakaan, 7 kali lebih rentan
mengalami kecelakaan kerja, 3 kali lebih sering membolos dari kantor dan rentan
terhadap gangguan cemas, depresi, hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh
darah, stroke dan diabetes melitus,” papar dr Rima.
Gangguan tidur juga turut andil dalam menurunkan kualitas
hidup. Asal tahu saja, seorang dengan gangguan tidur tidak dapat berpartisipasi
dalam berbagai macam kegiatan yang membutuhkan konsentrasi seperti menonton
film dan menonton acara favorit di televisi.
Terdapat beberapa gangguan tidur yang banyak dialami di
masyarakat kita misalnya insomnia sleep related breathing disorder, hypersomnia
of central origin, circadian rhytme disorder, parasomnia. Berikut gejala masing-masing
gangguan.
Pertama, Insomnia. Gangguan tidur ini kerap dikeluhkan banyak
orang. Insomnia adalah jenis gangguan tidur yang ditandai dengan gejala kesulitan
untuk memulai tidur, lama waktu tidur yang berkurang, padahal penderita punya
cukup waktu untuk tidur, kualitas tidur kurang baik yang terjadi berulang kali, dan acapkali merasa tidak tidur. Jika
gangguan insomnia terjadi pada malam hari, maka saat siang hari penderita akan
merasa kelelahan, capek, sering lupa, tidak konsentrasi dan sering marah-marah.
Kedua, Sleep related breathing disorder. Sleep related
breathing disorder adalah gangguan tidur yang tekait dengan masalah pernapasan.
Jenis yang paling sering terjadi adalah Obstructive Sleep Apnea (OSA). Dr. Hsu
Pon Poh, kepala departemen Otolaryngology Changi General Hospital Singapore,
yang merupakan salah satu pembicara dalam seminar mengutarakan bahwa pada studi
yang dilakukan di Singapura diperkirakan OSA dialami oleh 15% populasi lokal dan
pria 2 kali lebih sering mengalami gangguan ini dibanding wanita.
Pada OSA terjadi hambatan pada jalan napas baik total atau
sebagian saat penderita tidur, otot-otot pada bagian belakang saluran napas
mengalami relaksasi dan menghambat saluran napas bagian atas, akibatnya pasien
sering terbangun saat tidur. Gejala yang terlihat pada penderita adalah tidur
mendengkur, mengantuk pada siang hari, sakit kepala dan tenggorokan terasa
kering pada pagi hari.
Hypersomnia oleh central origin
Gangguan yang temasuk dalam kategori hypersomnia oleh
central origin adalah narcolepsy. Narcolepsy adalah sindrom yang ditandai oleh
rasa kantuk yang berlebihan sehingga pasien gampang sekali tertidur, saat
sedang berbicara pun pasien bisa tertidur.
Circadian Rhythm Sleep Disorders
Gangguan in terjadi akibat perubahan pola tidur dan bangun
yang terkait dengan irama sirkadian. Misalnya pada pekerja yang memakai sistem shift,
dapat terjadi gangguan tidur akibat pergantian dari shift siang ke shift malam
yang selalu berganti-ganti.
Parasomnia.
Parasomnia adalah kegiatan atau pengalaman yang tidak disadari
terjadi sesaat akan tidur atau selama tidur. Anda mungkin pernah merasa sudah
bangun tapi tidak bisa bergerak, orang awam menyebut dengan istilah ketindihan,
ini adalah salah satu bentuk parasomnia yang disebut dengan istilah recurrent
isolated sleep paralysis. Contoh lain dari parasomnia adalah seorang yang
berjalan saat tidur, mengalami sleep terror (terbangun dari tidur dan berteriak-teriak)
dan juga mengompol.
NYERI KEPALA HINGGA STROKE
Tidur memiliki hubungan erat dengan nyeri kepala. “Tidur dapat
meredakan nyeri kepala dan tidur juga dapat mencetuskan nyeri kepala” papar Dr. Freddy Sitorus, staf pengajar Departemen
Neurologi FKUI/RSCM yang juga menjadi pembicara dalam acara yang sama. Beberapa
penelitian menyimpulkan 17 persen penderita nyeri kepala mengeluhkan nyeri
kepala saat bangun tidur di pagi hari.
Beberapa jenis ganggun tidur memang biasa dikaitkan dengan
nyeri kepala misalnya OSA dan parasomnia. Gangguan tidur juga erat kaitannya dengan
penyakit stroke. Stroke sering terjadi saat tidur di pagi hari. Mendengkur
dikatakan merupakan faktor risiko penyakit stroke, karena dikaitkan dengan OSA
yang berpengaruh buruk pada sistem jantung dan pembuluh darah, termasuk
pembuluh darah otak. Hampir dua pertiga penderita stroke mengalami gangguan
OSA.
Gangguan-gangguan tidur tersebut disebabkan oleh banyak faktor
terkait dengan faktor fisik misalnya penyakit yang diderita pasien, faktor psikis
misalnya stres, depresi atau, faktor makanan misal makanan yang mengandung
kafein seperti kopi dan alkohol dan faktor-faktor lain misalnya kondisi cuaca yang tidak mendukung, tidur
siang yang berlebihan dan pasangna tidur yang membuat tidak nyaman.
Tatalaksana gangguan
tidur sangat tergantung dari jenis gangguan tidur dan penyebabnya. Jika Anda mengalami
gangguan tidur hingga mengganggu aktivitas Anda di siang hari maka segeralah
berkonsultasi dengan dokter neurolog Anda, dokter akan melakukan analisa cara mendalam
dan mendiskusikan terapinya kepada Anda.
@DK