Pertanyaan Tika di Jakarta
Kakak saya, 42 tahun, seminggu yang lalu tiba-tiba merasa
pusing, lalu muntah, dan kakinya lemas. Kami kemudian membawanya ke rumah sakit.
Ternyata tensinya sangat tinggi 190 per
120 sehingga ia dianjurkan untuk dirawat. Awalnya dokter mengatakan bahwa kakak
saya tidak mengalami stroke karena tidak ada kelumpuhan ataupun kelemahan, tindakan
yang perlu segera dilakukan adalah menurunkan tensinya dengan pemberian obat.
Beberapa jam kemudian, kakak saya mengeluh kesemutan di tangan
kiri. Dokter lalu menganjurkan CT Scan yang ternyata hasilnya ditemukan perdarahan
di otak. Dokter menyatakan ada stroke, jenis stroke perdarahan. Akhirnya diputuskan
untuk dilakukan operasi segera. Saat akan dioperasi, ia masih sadar, dokter mengatakan,
kaki dan tangan kirinya sudah mengalami kelemahan yang derajatnya ringan.
Pertanyaan saya, mengapa keadaan kakak saya bisa berkembang menjadi stroke? Apakah tidak bisa
diketahui lebih cepat sebelum perdarahan menjadi banyak? Kakak saya sebelumnya tidak
pernah diketahui menderita tekanan darah tinggi, hanya memang dia gemuk. Setelah di rumah sakit,
baru diketahui kolesterolnya juga tinggi, gula darah normal. Dokter, sejak usia
berapa kita harus mulai rutin memeriksa tekanan darah? Sekarang alhamdulillah tekanan
darah masih normal. Terus terang, saya
dan saudara-saudara saya yang lain menjadi khawatir karena takut bisa mengalami sakit yang mendadak seperti yang kakak
saya alami. Apalagi, ayah saya juga beberapa tahun yang lalu juga mengalami stroke
perdarahan di otak, beliau sakit darah tinggi sejak usia muda dan di usia tuanya
mulai timbul kencing manis.
Jawaban Prof dr Zubairi Djoerban SpPD KHOM
Mbak Tika yang baik,
Waalaikumsalam wr wb.
Stroke adalah penyakit yang disebabkan pecahnya pembuluh
darah atau tersumbanya pembuluh darah yang ada di otak sehingga jaringan otak kekurangan
oksigen. Data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) menunjukkan
bahwa stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan di
Indonesia. Jumlahnya mencapai 15,9 persen dari proporsi penyebab kematian di Indonesia.
Di pedesaan sedikit berbeda, tuberkulosis menjadi penyebab kematian tertinggi dengan
proporsi 12,3 persen, disusul stroke di peringkat dua dengan proporsi 11,5
persen. Di negara lain, Amerika, misalnya setiap tahun tercatat sekitar 600
ribu orang mengalami stroke, dengan angka kematian sebesar 158 ribu orang.
Walaupun frekuensinya lebih jarang, stroke memang dapat dialami orang-orang yang belum berumur lanjut.
Stroke bahkan bisa terjadi pada usia belasan tahun, biasanya disebabkan adanya
penyakit bawaan yang meningkatkan risiko terjadinya perdarahan atau sumbatan
pembuluh darah di otak.
Setiap orang dapat terkena stroke, tetapi risikonya akan lebih
tinggi bila memiliki satu atau lebih faktor risiko. Faktor risiko yang dapat
dikontrol adalah hipertensi atau darah tinggi, kencing manis, fibrilasi atrial
(salah satu bentuk kelainan irama denyut jantung), kegemukan, merokok,
kolesterol tinggi, minum alkohol berlebihan, dan jarang berolahraga. Sedangkan faktor
yang tidak dapat dikontrol dan tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin
laki-laki, riwayat keluarga, dan kelainan bawaan. Dari surat Anda terlihat
bahwa kakak memiliki beberapa faktor risiko, yaitu darah tinggi, gemuk, kolesterol
tinggi, dan adanya riwayat keluarga.
Gejala dan tanda penyakit stroke tidak berbeda antara usia tua dan usia
muda. Gejalanya sangat tergantung dari area otak mana yang mengalami perdarahan
atau sumbatan pembuluh darah. Gejala stroke yang dapat dikenali dan harus segera
dibawa ke rumah sakit adalah: (a) Tiba-tiba merasa baal/kelemahan/lumpuh di
wajah, lengan, atau tungkai, terutama jika terjadi di satu sisi tubuh, (b) Mendadak
kesulitan berbicara, sukar memahami pembicaraan orang, atau seperti kebingungan,
(c) Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata yang muncul mendadak, (d) Tiba-tiba
sukar berjalan, linglung, atau kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh gerakan
tubuh, (e) Mendadak sakit kepala hebat, tanpa penyebab yang jelas.
Bisa jadi tidak semua tanda tersebut muncul, tergantung dari
daerah otak mana yang terkena dan seberapa luas kerusakannya. Untuk diketahui
bahwa otak memiliki area-area yang masing-masing memiliki fungsi khusus.
Stroke di usia kurang dari 45 tahun, seringkali tidak menjadi
penyakit yang pertama kali dipikirkan dokter di ruang gawat darurat, hal ini karena
frekuensinya yang jarang. Pada kasus kakak Anda, gejala awalnya memang masih
dapat disebabkan oleh penyakit selain stroke. Untuk itu, mengenali tanda-tanda
awal penyakit stroke memang sangat penting.
CT Scan yang dilakukan segera setelah kakak Anda mengeluh kesemutan sangatlah baik,
untuk segera mendeteksi adanya perdarahan atau sumbatan pembuluh darah di otak.
Penanganan stroke memang harus berpacu dengan waktu karena semakin lama, area
yang terkena akan makin luas sehingga akibatnya bisa mengancam nyawa atau mengalami
gejala sisa yang berat (kelumpuhan, sulit berbicara, dan lain-lain).
Darah tinggi adalah penyebab utama stroke. Misalnya, banyak
orang yang mempunyai tekanan darah tinggi tidak menyadarinya, baik di Indonesia, maupun banyak negara maju. Pengecekan
tekanan darah harus dilakukan minimal sekali setahun. Karena Mbak Tika mempunyai kakak yang stroke usia muda, sebaiknya periksa
tekanan darah lebih sering dan mulailah dari sekarang.
Jika ditemukan darah tinggi, ubahlah diet Anda menjadi
rendah garam dan lemak. Jika perlu minum obat, minumlah secara teratur, jangan
malas minum obat karena merasa bosan. Selain itu, waspadalah dengan faktor-faktor
risiko yang lain. Untuk faktor risiko yang dapat dikontrol, Anda harus melakukan
perubahan pola hidup. Untuk Anda atau saudara kandung yang lain, walaupun
mungkin masih berusia 20-an atau 30-an tahun, perlu periksa laboratorium secara berkala, sekali
setahun kadar gula darah dan lemak (kolesterol, trigliserida) Jangan minum alkohol,
hindari mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak. Kita perlu makan buah dan
sayur masing-masing tiga kali sehari, rutin berolahraga sehari setengah jam
atau berjalan cepat, dan jaga berat badan agar tak berlebihan.
Adapun faktor risiko yang tidak dapat dikontrol, seperti
usia yang terus meningkat dan riwayat keluarga, memang tidak dapat Anda ubah.
Namun, dengan mengontrol faktor-faktor risiko lain, kemungkinan Mbak Tika
mengalami stroke akan menurun.