Pengusaha Mochtar Riady luwes juga bergaya di hadapan wartawan. Keluwesan ini diperagakannya saat bergaya sambil memegang duplikat otak manusia.
"Saya bukan dokter, tapi bisa memegang-megang otak orang," katanya berkelakar usai membuka selubung sebagai tanda berdirinya Siloam Brain Foundation di Rumah Sakit Siloam Gleneagles (RSSG), Tangerang kemarin. Kemudian dia mengusap-usap patung otak itu.
Preskom Lippo Group itu menjadi pendiri - di samping sebagai pelindung dan penasehat - Siloam Brain Foundation. Dalam jajaran badan pendiri itu terdapat juga nama-nama Jonathan Parapak dan James T. Riady.
Mochtar mengaku terdorong untuk mendirikan yayasan tersebut atas inisiatif dua dokter ahli bedah otak mikro yang sering membantu kalangan tidak mampu di RSSG. "Dokter Eka Wahjoepramono (kini ketua yayasan) terus memikirkan orang miskin yang tidak mampu operasi otak," katanya.
Tampil dengan stelan safari abu-abu, arek Malang yang lahir pada 12 Mei 1929 itu mengungkapkan rasa gembiranya bisa mendatangkan Prof. Dr. Satyagraha yang ahli di bidang operasi otak. "Selama dua tahun ini para ahli penyakit otak di RSSG berhasil mengoperasi banyak pasien."
Lantas dia menceritakan pengalamannya bersama Satyagraha yang kini dirut RSSG. "Setiap kali teman-teman yang diajak ke sini selalu free of charge, tidak pernah diminta."
Ayah tiga anak itu berharap semoga sifat tersebut bisa menjadi ciri khas rumah sakit dan yayasan otak itu. Tidak hanya untuk membantu pihak-pihak yang kurang mampu dalam pengobatan operasi otak tapi juga untuk memperdalam ilmu kedokteran di bidang otak.
Siloam Brain Foundation bertujuan memberikan bantuan kepada orang tidak mampu tapi punya masalah dengan otak. Kriterianya, penderita gangguan otak yang apabila dilakukan tindakan, misalnya operasi, diharapkan mendapatkan hasil baik secara bermakna. (rsf)