Pertanyaan O di J,
Ibu saya yang berumur 58 tahun tiba-tiba merasa nyeri perut hebat dan muntah. Oleh dokter dinyatakan usus beliau tersumbat dan perlu operasi segera. Ibu selama ini menderita darah tinggi, tetapi dapat dikontrol dengan obat. Beliau tidak memiliki riwayat sakit jantung ataupun kencing manis.
Kami memberikan persetujuan setelah mendapat penjelasan dokter mengenai manfaat operasi dan komplikasi yang mungkin timbul. Pada prinsipnya dokter menjelaskan bahwa pada operasi dapat terjadi perdarahan, infeksi atau reaksi akibat penggunaan obat anestesi. Khusus pada operasi di daerah perut, dokter juga menjelaskan bahwa dapat terjadi emboli, yaitu gumpalan darah yang beredar di sirkulasi darah dan dapat menyumbat pembuluh darah.
Operasi ibu berjalan tiga jam dan kami merasa senang dokter mengabarkan operasi berjalan lancar dan ibu dalam keadaan baik. Sehabis operasi, ibu masih harus diawasi di ruangan yang memerlukan pemantauan ketat sebelum pindah ke ruang biasa. Keesokan harinya ibu boleh pindah ke ruang biasa. Namun, beberapa jam kemudian ibu mengalami stroke. Tangan dan kaki kanannya sukar digerakkan dan bicaranya pelo. Dokter menjelaskan terjadi gangguan pembuluh darah otak akibat emboli. Ibu dirawat sekitar 10 hari. Luka operasinya baik, tetapi masih ada gejala sisa strokenya.
Apakah keadaan operasi mendadak memang sering terjadi risiko komplikasi seperti yang dialami oleh ibu? Bagaimana mencegah terjadinya komplikasi operasi? Apakah risiko komplikasi dapat dikurangi? Bagaimana penjelasan dokter?
Jawaban DR Samsuridjal Djauzi,
Keadaan ibu Anda seperti yang Anda gambarkan memang memerlukan operasi segera. Jika terlambat, dapat terjadi komplikasi, termasuk komplikasi infeksi dan dapat menimbulkan kematian. Pada operasi segera (cito) tetap dilakukan penilaian risiko operasi, tetapi penilaian tersebut dalam waktu yang terbatas. Upaya untuk melakukan terapi terhadap hal-hal yang menjadi risiko operasi harus dilakukan dalam waktu singkat karena operasi tak dapat ditunda.
Jadi, kita mengenal dua jenis operasi, yaitu operasi segera dan operasi berencana. Operasi segera adalah operasi yang harus segera dilakukan, kalau ditunda dapat mengakibatkan keadaan pasien semakin memburuk. Sementara operasi berencana adalah operasi yang dapat ditunggu dan tanggal operasi dapat dipilih dan kondisi kesehatan pasien yang baik.
Penilaian risiko operasi biasanya dilakukan spesialis ilmu penyakit dalam serta spesialis lain sesuai dengan keadaan pasien. Jika pasien yang akan dioperasi sudah berusia lanjut, pasien mungkin menderita penyakit yang meningkatkan risiko komplikasi operasi, seperti darah tinggi, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit hati, penyakit ginjal, kencing manis, dan gangguan perdarahan.
Penilaian kelayakan operasi kadang-kadang memerlukan pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium, rontgen dada, dan ultrasonografi. Sering kali pasien mengeluh harus menjalani pemeriksaan yang bermacam-macam sebelum operasi. Patut diingat, semuanya dilakukan untuk kepentingan pasien. Jika pasien harus membayar sendiri, pemeriksaan kelayakan operasi ini di samping menyita waktu juga memerlukan biaya besar.
Jika ditemukan kelainan yang merupakan risiko untuk operasi, kelainan tersebut akan diobati atau diatasi terlebih dahulu. Jika tekanan darah tinggi perlu diturunkan, gula darah perlu dikendalikan, infeksi harus diatasi terlebih dahulu. Sebaliknya mereka yang meminum obat yang memengaruhi pembekuan darah harus menghentikan obat tersebut sebelum operasi. Karena itu, kerja sama berbagai pihak diperlukan dalam mempersiapkan pasien agar layak untuk dioperasi. Dengan penilaian ini diharapkan kejadian komplikasi akan menurun.
Selama operasi dapat terjadi penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung perdarahan, atau kelainan lain. Tim operasi yang dipimpin oleh dokter yang mengoperasi akan mengatasi keadaan tersebut. Selesai operasi, pasien masih memerlukan pemantauan sebelum pulang ke rumah. Pasien yang dipuasakan akan diberi minum dan makan jika keadaan sudah memungkinkan. Infus dan peralatan medis lain akan ditanggalkan, dan jika semuanya berjalan baik, pasien akan dipulangkan ke rumah.
Komplikasi pasca operasi dapat terjadi di rumah sakit atau setelah pasien pulang ke rumah. Karena itulah komunikasi antara pasien dan petugas kesehatan harus tetap dijaga. Jika terjadi keadaan yang tak diinginkan, pasien harus segera kembali ke rumah sakit agar dapat diperiksa dokter. Sekarang ada kecenderungan pasien dipulangkan lebih cepat. Tak baik berlama-lama di rumah sakit karena perawatan lama di rumah sakit juga berisiko terkena infeksi rumah sakit. Jika terjadi infeksi selama perawatan di rumah sakit, seringkali kuman penyebabnya adalah kuman yang sulit diatasi dengan antibiotika biasa.
Keterampilan dokter
Operasi di negara kita telah dilakukan baik di rumah sakit besar maupun rumah sakit tipe C. Dokter bedah telah mempunyai kemampuan yang diakui untuk melakukan operasi sesuai dengan pendidikannya. Peralatan kedokteran semakin lengkap dan canggih. Di rumah sakit juga ada Komite Medik yang menjaga mutu layanan kedokteran di rumah sakit tersebut. Rumah sakit sudah memenuhi standar pelayanan medik yang perlu diikuti oleh semua dokter. Keberadaan BPJS menambah pengawasan terhadap operasi, baik indikasi operasi maupun komplikasi operasi.
Dalam beberapa hal, dokter Indonesia mempunyai pengalaman dan keterampilan yang lebih dibandingkan dengan negara tetangga, misalnya operasi sectio caesaria. Jam terbang dan pengalaman dokter kebidanan kita umumnya lebih dibandingkan dengan negara tetangga karena memang ibu hamil yang memerlukan sectio caesaria jauh lebih banyak.
Salah satu unsur kemampuan dokter adalah keterampilan. Keterampilan akan meningkat jika jumlah operasi lebih banyak. Kita berharap dalam menghadapi pasar bebas layanan kesehatan masyarakat kita akan semakin percaya pada dokter Indonesia. Komplikasi operasi dapat terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Namun, kita dapat mengurangi risiko komplikasi tersebut dengan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan. Melaksanakan standar pelayanan yang ada termasuk melakukan penilaian risiko operasi.