Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang. Namun apakah masa tua itu menyenangkan?
Hal itu tergantung pada gaya hidup pada saat muda. Apakah hidup sehat atau tidak pada saat muda usia.
Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Mitra International, Harmin Kalim, MPH, Cardiologist, MD mengatakan, banyaknya orang tua yang sakit di antaranya penyakit kardiovaskular karena gaya hidupnya pada saat muda.
"Data WHO itu menyebutkan setiap dua detik satu orang di dunia meninggal karena kardiovaskular atau setiap tahunnya 17 juta meninggal. Disebut tua itu bila sudah 60 tahun," katanya dalam acara SOHO #Better U dengan tema Investasi Dini demi Hari Tua Lebih Baik.
Menurut Harmin, pada usia 60 tahun ada perubahan fisiologi dan anatomi jantung, karena itu saat tua rentan terserang kardiovaskular.
Di Indonesia mulai usia 40. Bahkan ada usia 20-35 tahun," katanya. Seseorang berisiko terhadap penyakit kardiovaskular dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama adalah faktor yang dapat dikendalikan antara lain kadar kolesterol yang tinggi, hipertensi, diabetes mellitus, obesitas serta gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang berolahraga, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Kelompok kedua adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan. Di antaranya pertambahan usia, jenis kelamin, serta riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.
"80 persen penyakit jantung koroner dan serebrovaskular disebabkan faktor risiko yang dapat dikendalikan," tuturnya.
Penyebab serangan jantung
Harmin menjelaskan serangan jantung dan stroke terutama disebabkan aterosklerosis (penumpukan lemak) pada dinding arteri pembuluh darah yang mensuplai jantung dan otak.
Deposit lemak yang bertumpuk menyebabkan terbentuknya lesi yang lama kelamaan akan memperbesar dan menebal sehingga mempersempit arteri dan menghambat aliran darah. Akhirnya pembuluh darah akan mengeras dan bersifat kurang lentur.
Gangguan kardiovaskular yang disebabkan aterosklerosis dikaitkan dengan berkurangnya aliran darah karena jantung dan otak tidak menerima suplai darah yang cukup.
Hambatan aliran darah selanjutnya dapat berakibat pada episode kardiovaskular yang lebih serius termasuk serangan jantung dan stroke.
Adanya sumbatan darah juga dapat menyebabkan terjadinya robekan jaringan di arteri yang kemudian akan membengkak dan dapat menghambat seluruh pembuluh darah sehingga mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
"Penyempitan pembuluh darah akan bertambah seiring bertambahnya usia. Namun serangan jantung banyak dipengaruhi faktor risiko. Beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner yakni hipertensi, kadar kolesterol tinggi, obesitas, dan merokok," ujarnya.
Harmin menuturkan banyak mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi tanpa diiringi olahraga menyebabkan penumpukan lak di pembuluh darah koroner.
Penumpukan plak itu menyerupai bisul dan bisa membesar. Adanya plak di pembuluh darah perlu dihawatirkan. Ketika penumpukan plak di pembuluh darah makin membesar maka asupan makanan dan oksigen ke otot jantung makin berkurang dan jantung sulit menjalankan fungsinya, yakni memompa darah dengan optimal.
"Plak yang menyerupai bisul bisa pecah. Bila pecah maka akan menggumpal di pembuluh darah koroner. Ini menyebabkan putusnya asupan nutrisi untuk otot jantung sehingga menimbulkan kerusakan atau bahkan kematian sel jantung. Inilah yang disebut serangan jantung," katanya. (dod)